Kamis, 10 Juni 2010

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering

Lecture 3 - Genetic Engineering





Overview:

Professor Saltzman introduces the elements of molecular structure of DNA such as backbone, base composition, base pairing, and directionality of nucleic acids. He describes the processes of DNA synthesis, transcription, RNA splicing, translation, and post-translational processing required to make a protein such as insulin from its genetic code (DNA). Professor Saltzman describes the genetic code. RNA interference is also discussed as a way to control gene expression, which can be applied as a new way to treat diseases.

Reading assignment:

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology, in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapter 3
Summary and Key Concepts: Chapter 3 [PDF]


Class lecture:

Transcript
html
Audio
mp3
Video
medium bandwidth
low bandwidth
high bandwidth

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering

Lecture 2 - What Is Biomedical Engineering? (cont.)





Overview:

Class begins with discussion of students' answers to the two questions given as assignment in the previous lecture. Professor Saltzman talks about the basic concept of biomedical engineering and two separate aspects of it: gaining better understanding of human physiology and developing ways to improve human health. He then introduces the term homeostasis, and talks about parameters that are involved in controlling this state. Finally, the structure of the phospholipid is discussed and how it constitutes the cell membrane.

Reading assignment:

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology, in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapters 1, 2, and 4
Summary and Key Concepts: Chapter 1 [PDF]
Summary and Key Concepts: Chapter 2 [PDF]
Summary and Key Concepts: Chapter 4 [PDF]


Class lecture:

Transcript
html
Audio
mp3
Video
medium bandwidth
low bandwidth
high bandwidth

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering

Lecture 1 - What Is Biomedical Engineering?





Overview:

Professor Saltzman introduces the concepts and applications of biomedical engineering, providing an overview of the course syllabus, reading materials for lecture and labs and grading logistics. Various pictures are shown to highlight the current application of biomedical engineering technologies in daily life (eg. chest x-ray, PET scan, operating room, gene chip, transport). Next, living standards and medical technologies of the past and present are compared to point out the impact of biomedical engineering as well as areas for improvement in the field. Finally, Professor Saltzman draws references from the poem "London Bridge" to illustrate some societal issues in making materials and devices in biomedical engineering.

Reading assignment:

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology, in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapters 1, 2, and 4
Summary and Key Concepts: Chapter 1 [PDF]
Summary and Key Concepts: Chapter 2 [PDF]
Summary and Key Concepts: Chapter 4 [PDF]


Class lecture:

Transcript
html
Audio
mp3
Video
medium bandwidth
low bandwidth
high bandwidth

Selasa, 18 Mei 2010

Rumah Sehat


Rumah Sehat


1. Lantai

Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

2. Atap

Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.

3. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.

Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.

Ada 2 macam ventilasi, yakni :

  • Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
  • Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.


4. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:

  • Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.
Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
  • Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.


5. Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

  • Penyediaan air bersih yang cukup,
  • Pembuangan tinja,
  • Pembuangan air limbah (air bekas),
  • Pembuangan sampah,
  • Fasilitas dapur,
  • Ruang berkumpul keluarga,
  • Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).

Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.

Sumber: http://www.smallcrab.com/kesehatan/619-syarat-syarat-rumah-sehat

Senin, 17 Mei 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

(Salah Satu Obat Tradisional)

Guavas
Apple Guava (Psidium guajava)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Subclass: Rosidae
Order: Myrtales
Family: Myrtaceae
Subfamily: Myrtoideae
Tribe: Myrteae
Genus: Psidium
L.
Species

About 100, see text

Synonyms

Calyptropsidium O.Berg
Corynemyrtus (Kiaersk.) Mattos
Guajava Mill.
Mitropsidium Burret[1]

~Buah jambu biji dijual di keranjang (bongsang)~

Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan dengan cara ini tidak disukai karena tumbuhannya lama menjadi dewasa dan juga akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan adalah secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan.

Kegunaan non-pangan

Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue.

Cuaca saat ini yang tidak menentu berpengaruh buruk pada kesehatan kita. Hujan deras mengguyur bumi tercinta setiap hari, selain berdampak positif hujan juga memberikan dampak negatif pada tubuh kita. Genangan air yang ada di sana sini menjadi sarang bagi jentik-jentik dan kuman penyakit. Dari Demam Berdarah sampai diare banyak kita jumpai akhir-akhir ini, semua itu banyak berawal dari seringnya turun hujan dan kondisi cuaca yang kurang menentu.

Salah satu yang di untungkan adalah para petani jambu biji merah / jambu biji biasa yang terkenal bermanfaat menyembuhkan beberapa macam penyakit. Jambu biji alias jambu kelutuk sendiri memiliki banyak manfaat mulai dari buah, daun hingga batangnya. Melonjaknya komoditas Jambu Biji ini di sebabkan kepercayaan orang-orang yang timbul dari omongan mulut kemulut bahwa jambu ini bisa menyembuhkan penyakit demam berdarah.

Menurut berbagai sumber ekstrak daun dan buah Jambu Biji dapat berguna untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah. Rebusan daun dan sari buahnya pun dapat berguna untuk meningkatkan jumlah Trombosit, sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh.


Para penderita yang sudah positif DBD setelah mengkonsumsi ekstrak buah ini sekitar 500cc dalam sehari dapat meningkatkan pertumbuhan trombosit dalam tempo 8 sampai 48 jam. Menurut penelitian rebusan daun jambu biji juga dapat mencegah perkembangan dari virus DBD ini.

Di masyarakat juga beredar kabar bahwa negara tetangga seperti Thailand, Philipina, Brunei dan China sudah sejak lama menggunakan ekstrak tumbuhan Jambu Biji sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti radang usus besar, menghilangkan infeksi, menyembuhkan diare dan disentri, bermanfaat untuk menghentikan perdarahan. Daun jambu kelutuk muda yang dihaluskan dan diambil airnya, diyakini dapat digunakan sebagai obat luka karena cidera, perdarahan, dan bisul-bisul.

Sejumlah literatur yang membahas tentang penelitian tanaman obat-obatan tradisional menyebutkan jambu klutuk memiliki kandungan zat-zat penyembuh yang lengkap, mulai dari daun, buah hingga bagian batangnya. Buah jambu kelutuk merupakan sumber vitamin C yang tinggi, yakni 6 kali lebih banyak dibandingkan jeruk dan 30 kali lebih banyak dibandingkan pisang. Sungguh mencengangkan fakta yang ada tentang Jambu Biji ini.

Dari hasil penelitian pula disebutkan jambu kelutuk khususnya yang berwarna merah mengandung vitamin A dalam jumlah yang tinggi yakni sekltar 3,1 mg/100 g dibandingkan dengan jambu klutuk yang berwarna putih. Vitamin lain yang terkandung adalah vitamin B-tiamina (B1), riboflavin (B2), asid nikotinik dan asid pantotenik.

Sedangkan manfaat obat-obatan yang terkandung dalam jambu kelutuk karena jenis tanaman ini memiliki kandungan minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guaja vermin, kalsium oksalat dan beberapa vitamin, terutama A, B dan C serta mineral, Penelitian juga menemukan bahwa jambu kelutuk merah mengandungi fosforus, kalsium, besi, kalium, dan natrium.

Buah jambu batu mengandung 74-87% kelembapan, 13-26% bahan kering, 0.5-1% abu, 0.4-0.7% lemak mentah, dan 0.8-1,5% protein mentah, Khusus bagian daunnya diperkirakan mengandung hingga 9% eutenol dan 3% damar. Seduhan antara campuran daun jambu biji dengan daun sirih, banyak dimanfaatkan oleh kaum ibu untuk membersihkan bagian kewanitaan agar tidak gatal-gatal karena bakteri dan jamur, Sedangkan Akar dan kulit batangnya bermanfaat sebagai obat diare dan gastroenteritis atau penyakit radang selaput lendir lambung dan usus terutama pada anak-anak. Batangnya banyak digunakan sebagai obat sariawan.

Di pasaran dalam negeri saat ini memiliki dua jenis varian yakni jambu Bangkok dan jambu kelutuk lokal. Khusus jambu kelutuk lokal, juga dikenal dua jenis yakni jambu kelutuk berdaging buah putih dan merah. Yang berdaging putih, dikenal sebagai jambu susu putih. Jenis ini digemari karena rasanya manis, daging buahnya agak tebal, dan teksturnya lembut, Sedangkan yang berdaging buah merah, lebih laku di pasar karena selain rasanya yang manis asam memiliki kandungan gizi dan manfaat obat-obatan yang tinggi.

Mengingat khasiatnya yang begitu besar, tak ada salahnya jika kita memanfaatkan lahan-lahan kosong yang ada untuk tanaman jambu biji ini. Apalagi, jambu kelutuk dapat tumbuh di dataran rendah seperti kawasan pantai sampai dataran tinggi dengan berketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut.

Apple Guava, per 100 g of edible portion
Calories 36-50
Moisture 77-86 g
Dietary Fiber 2.8-5.5 g
Protein 0.9-1.0 g
Fat 0.1-0.5 g
Ash 0.43-0.7 g
Carbohydrates 9.5-10 g
Calcium 9.1–17 mg
Phosphorus 17.8–30 mg
Iron 0.30-0.70 mg
Carotene (Vitamin A) 200-400 I.U
Ascorbic acid (Vitamin C) 200–400 mg
Thiamin (Vitamin B1) 0.046 mg
Riboflavin (Vitamin B2) 0.03-0.04 mg
Niacin (Vitamin B3) 0.6-1.068 mg

Nutrient data source: US Department of Agriculture from Healthaliciousness.com[3]

Medical uses

Since the 1950s, guavas – particularly the leaves – have been a subject for diverse research in chemical identity of their constituents, pharmacological properties and history in folk medicine[6]; most research has been restricted to the Apple Guava (P. guajava) however, and any additional beneficial properties of other species remain essentially unstudied. From preliminary medical research in laboratory models, extracts from Apple Guava leaves or bark are implicated in therapeutic mechanisms against cancer, bacterial infections, inflammation and pain[7]. Essential oils from guava leaves have shown strong anti-cancer activity in vitro[8].

Guava leaves are used in folk medicine as a remedy for diarrhea[9] and, as well as the bark, for their supposed antimicrobial properties and as an astringent. Guava leaves or bark are used in traditional treatments against diabetes[10] In Trinidad a tea made from the young leaves is used for diarrhea, dysentery and fever.[11]

Sumber:

1. Wikipedia

2. Denny, Manfaat Jambu Merah

3. WARINTEK (KEMENRISTEK)

4. DEPKES RI

5. Banjar Medical & Health Cyber Center

Ucapan Terima kasih:

1. dr.Yoyo Suhoyo,M.Med.Ed., Ph.D. (Kedokteran UGM/ Ketua IKASBA SMAN 1 Banjar )

2. Ricky Taufikurrohman (Kedokteran UGM)

3. Dini Mahdiani (Farmasi ITB)

4. Gemma Ayu D. (Kedokteran UNSOED)

5. Nisa Hermina Putri (Kedokteran UNSOED)

6. Kurniawan (STIKES Bina Putra Kota Banjar)

7. Aditiana Nursukma (POLTEKES Bandung)

8. Febrima FajrianaChairin, S.Km., (Kesehatan Masyarkat, Universitas Indonesia)

Juga Kepada:

1. Husen Ahmad Bajry, M.D., Ph.D.
(Indonesian Holistic Tourist Hospital,
http://www.holisticindonesia.com/)

2. Andrew Thomas Weil, M.D.
(Harvard University, http://www.drweil.com/)& Director of Arizona Center for Integrative Medicine

3. Rumah Sakit Umum Kota Banjar

~Kesehatan Itu adalah Hak Semua Manusia, Semua Harus Sehat~


"Mari Ke Rumah Sakit Gratis dan Berkualitas"

~Banjar Medical & Health Cyber Center~

(Pusat Kesehatan Masyarakat Digita Kota Banjar)

Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Senin, 26 April 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Education & Training

  • Patient Education

    This one-page handout English Adobe PDF file PDF (237KB/1page) and Spanish Adobe PDF file PDF (238KB/1page) and Portuguese Microsoft Word file DOC (30KB/2pages) is intended to be used in a clinical setting and to be given to patients / family of patients with suspected dengue to assist them in watching for warning signs that could indicate risk for dengue hemorrhagic fever (DHF). [Spanish versión] Esta hojuela puede ser usada en ambientes clínicos y ser entregada a pacientes y a familiares de pacientes con sospecha de dengue para asistirles en el monitoreo de los signos de peligro que podrían indicar riesgo de dengue hemorrágico

  • A Case Management Guide

    The dengue management quick reference card is intended to be used as a convenient user-friendly reference for health care providers treating patients with dengue. The card summarizes current best treatment guidelines as per a recent World Health Organization (WHO) sponsored series of meetings with a committee of expert dengue clinicians.

  • Vector control sheet

    This one-page handout English Adobe PDF file PDF (1MB/2 pages) and Spanish Microsoft Word file DOC (174KB/2 pages)

Sabtu, 17 April 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Salah Satu Obat Demam Berdarah

Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Hardiansyah MS sebagaimana dijelaskan di Kompas.com, ada banyak manfaat / khasiat buah kurma untuk kesehatan antara lain sebagai berikut:

1. Kurma kaya akan kandungan kalium. Zat ini mampu menekan natrium (garam) berlebih yang biasa dialami penderita hipertensi. Penderita hipertensi harus banyak mengonsumsi kalium, karena di dalam tubuhnya banyak terdapat natrium.

Untuk mencukupi kalium dalam sehari, kita cukup mengonsumsi kurma sebanyak 5 buah saja. Dengan makan sebanyak itu, selain kebutuhan kalium terpenuhi juga dapat mengendalikan tekanan darah dan membantu kerja otot.

2. Berdasarkan suatu penelitian, di dalam kurma terdapat sejenis hormon yang bernama oksitasin. Ada beberapa manfaat dari oksitasin ini, yakni membantu memperlancar persalinan, meningkatkan produksi air susu ibu, dan meningkatkan kemampuan seksual baik untuk perempuan maupun laki-laki.

3. Zat potusin yang sangat membantu dalam menyembuhkan luka ternyata juga ada di dalam kurma. Hal ini menarik karena terkait dengan penyembuhan luka pada perempuan yang baru saja melahirkan. Semakin cepat sang istri pulih pasti akan membuat suami bahagia,

4. Kurma juga bisa mengobati mereka yang sakit anemia dan demam berdarah. Anemia adalah keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Kurma dapat membantu menambah hemoglobin sampai ke angka normal.

5. Untuk penderita demam berdarah, yang mengalami penurunan jumlah trombosit atau keping darah, juga bisa dibantu mengembalikan kondisinya dengan mengonsumsi buah ini.

Untuk meningkatkan hemoglobin dan trombosit, buah kurma lebih baik dikonsumsi dalam bentuk jus. Buah kurma seberat 500 gram dijus dengan 1 liter air. Diminum satu gelas tiap satu atau dua jam sekali, tergantung tingkat kebutuhannya. Dosis semakin diturunkan jika kondisi membaik,

6. Terakhir, buah ajaib ini juga mengandung zat sililiat, zat yang biasa ada dalam aspirin. Hal inilah yang membuat orang yang mengonsumsi kurma terbantu dalam meningkatkan kerja otak. Selain itu juga bisa membantu mengurangi rasa sakit, mengurangi risiko hipertensi dan penyakit jantung.

Medicinal Uses: The fruit, because of its tannin content, is used medicinally as a detersive and astringent in intestinal troubles. In the form of an infusion, decoction, sirup or paste, is administered as a treatment for sore throat, colds, bronchial catarrh. It is taken to relieve fever, cystisis, gonorrhea, edema, liver and abdominal troubles. And it is said to counteract alcohol intoxication.

The seed powder is an ingredient in a paste given to relieve ague.

A gum that exudes from the wounded trunk is employed in India for treating diarrhea and genito-urinary ailments. It is diuretic and demulcent. The roots are used against toothache. The pollen yields an estrogenic principle, estrone, and has a gonadotropic effect on young rats.

Food Value Per 100 g of Edible Portion*


Fresh, uncooked Dried
Calories 142 274 293
Moisture 31.9 78.5 g 7.0 26.1
Protein 0.9 2.6 g 1.7 3.9 g
Fat 0.6 1.5 g 0.1 1.2 g
Carbohydrates 36.6 g 72.9 77.6 g
Fiber 2.6 4.5 g 2.0 8.5 g
Ash 0.5 2.8 g 0.5 2.7 g
Calcium 34 mg 59 103 mg
Phosphorus 350 mg 63 105 mg
Iron 6.0 mg 3.0 13.7 mg
Potassium ? 648 mg
Vitamin A

(Ăź carotene)

110-175 mcg 15.60 mg
Thiamine ? 0.03 0.09 mg
Riboflavin ? 0.10 0.16 mg
Niacin 4.4-6.9 mg 1.4 2.2 mg
Tryptophan ? 10 17 mg
Ascorbic Acid 30 mg 0

*Based on standard analyses.

Sawaya et al., in their studies of fresh dates in Saudi Arabia, reported ascorbic acid content as 1.8-14.3 mg/100 g in the Khalal stage; 1.1-6.1 in the Tamar state. They found that vitamin A ranged from 20 to 1.416 I.U. in the Khalal stage; from 0-259 l.U. in the Tamar stage. Tannin varied from 1.2 to 6.7% in the Khalal stage. 0.6 to 3.2 % in the Tamar stage.

The sap contains 10% sucrose. Jaggery made from it contains 9.6% moisture, 86.1 % carbohydrates, 1.5% protein, 0.3% fat, 2.6% minerals, 0.36% calcium, 0.06% phosphorus.



Selasa, 06 April 2010

Banjar Medical & Health Center

Pusat Kesehatan Masyarakat Digital Kota Banjar


Visi

Penumbuhan Kualitas Kesehatan Berbasis Partisipasi Masyarakat

Misi


Program

1. Olah Data Kesehatan

2. Penyebaran dan Pengembangan Informasi Kesehatan


Fokus

1. Kesehatan Masyarakat

2. Kualitas Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan

3. Pengoptimalan Potensi Lokal dalam bidang Obat-obatan Tradisonal




Ucapan Terima Kasih Kepada Para Pejabat

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar

NO
NAMA
JABATAN
ALAMAT KANTOR
1
2
3
4

1

drg. Darmadji Prawirasetia, M.Kes Direktur Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
2
Drs. H. Rachwan S, M.Si. Wakil Direktur Umum Dan Keuangan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

3

dr. H. Abdurrauf KM, MR. Wakil Direktur Pelayanan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

4

Purkon, S.Kep, Ners. Kepala Bagian Sekretariat Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

5

Sugiharto, SE. Kepala Bagian Keuangan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

6

Redi, S.Kep. Kepala Bagian Perencanaan Dan Rekam Medik Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

7

Kosong Kepala Bidang Pelayanan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032

8

Drs. H. Nandang Wahyu, M.Kes Kepala Bidang Keperawatan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
9 Ajat Sudrajat,A.Md.Ak Seksi Pelayanan Medis dan Penujg Medis Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
10 Sri Mulyani S,S.Kes.Ners Seksi Pendidikan dan Pelatihan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
11 Uus Suryaman,S.Km Seksi Asuhan dan Mutu Keperawatan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
12 Sri Erna Ningsih,S.Kep Seksi Sumberdaya Keperawatan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
13 Dede Solihin Kasubag Tata Usaha Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
14 Kosong Kasubag Kepegawaian Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
15 Dulman Kasubag Rumah Tangga dan Perlengkapan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
16 H.Irun Ngadirun,S.Kep Kasubag Penyusunan Program dan Laporan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
17 Yoyo Dzakaria Kasubag Rekam Medis Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
18 Ukar Supradi Kasubag Hukum,Perpustakaan ,Publikasi dan Informasi Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
19 Sukirno Kasubag Penyusunan Anggaran Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
20 Gungun Gumelar,S.Km Kasubag Perbendaharaan Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032
21 Kosim Anshori,SH Kasubag Akuntansi dan Mobilisasi Dana Jl.Rumah Sakit No.5 Banjar Tlp (0265)741032


Juga Kepada Para Pembina:

1. dr.Yoyo Suhoyo,M.Med.Ed., Ph.D. (Kedokteran UGM/ Ketua IKASBA SMAN 1 Banjar )

2. Ricky Taufikurrohman (Kedokteran UGM)

3. Dini Mahdiani (Farmasi ITB)

4. Gemma Ayu D. (Kedokteran UNSOED)

5. Nisa Hermina Putri (Kedokteran UNSOED)

6. Kurniawan (STIKES Bina Putra Kota Banjar)

7. Aditiana Nursukma (POLTEKES Bandung)

8. Febrima Fajriana Chairin, S.Km., (Kesehatan Masyarkat, Universitas Indonesia)

Juga Kepada:

1. Husen Ahmad Bajry, M.D., Ph.D.
(Indonesian Holistic Tourist Hospital,
http://www.holisticindonesia.com/)

2. Andrew Thomas Weil, M.D.
(Harvard University, http://www.drweil.com/)& Director of Arizona Center for Integrative Medicine

3. Rumah Sakit Umum Kota Banjar

Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Kamis, 25 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Frequently Asked Questions

Q. What is dengue?
A.
Dengue (pronounced den' gee) is a disease caused by any one of four closely related dengue viruses (DENV 1, DENV 2, DENV 3, or DENV 4). The viruses are transmitted to humans by the bite of an infected mosquito. In the Western Hemisphere, the Aedes aegypti mosquito is the most important transmitter or vector of dengue viruses, although a 2001 outbreak in Hawaii was transmitted by Aedes albopictus. It is estimated that there are over 100 million cases of dengue worldwide each year.

Q.What is dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
DHF is a more severe form of dengue infection. It can be fatal if unrecognized and not properly treated in a timely manner. DHF is caused by infection with the same viruses that cause dengue fever. With good medical management, mortality due to DHF can be less than 1%.

Q.How are dengue and dengue hemorrhagic fever (DHF) spread?
A.
Dengue is transmitted to people by the bite of an Aedes mosquito that is infected with a dengue virus. The mosquito becomes infected with dengue virus when it bites a person who has dengue virus in their blood. The person can either have symptoms of dengue fever or DHF, or they may have no symptoms. After about one week, the mosquito can then transmit the virus while biting a healthy person. Dengue cannot be spread directly from person to person.

Q.What are the symptoms of the disease?
A.
The principal symptoms of dengue fever are high fever, severe headache, severe pain behind the eyes, joint pain, muscle and bone pain, rash, and mild bleeding (e.g., nose or gums bleed, easy bruising). Generally, younger children and those with their first dengue infection have a milder illness than older children and adults.

Dengue hemorrhagic fever is characterized by a fever that lasts from 2 to 7 days, with general signs and symptoms consistent with dengue fever. When the fever declines, symptoms including persistent vomiting, severe abdominal pain, and difficulty breathing, may develop. This marks the beginning of a 24- to 48-hour period when the smallest blood vessels (capillaries) become excessively permeable (“leaky”), allowing the fluid component to escape from the blood vessels into the peritoneum (causing ascites) and pleural cavity (leading to pleural effusions). This may lead to failure of the circulatory system and shock, followed by death, if circulatory failure is not corrected. In addition, the patient with DHF has a low platelet count and hemorrhagic manifestations, tendency to bruise easily or other types of skin hemorrhages, bleeding nose or gums, and possibly internal bleeding.

Q.What is the treatment for dengue?
A.
There is no specific medication for treatment of a dengue infection. Persons who think they have dengue should use analgesics (pain relievers) with acetaminophen and avoid those containing aspirin. They should also rest, drink plenty of fluids, and consult a physician. If they feel worse (e.g., develop vomiting and severe abdominal pain) in the first 24 hours after the fever declines, they should go immediately to the hospital for evaluation.

Q.Is there an effective treatment for dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
As with dengue fever, there is no specific medication for DHF. It can however be effectively treated by fluid replacement therapy if an early clinical diagnosis is made. DHF management frequently requires hospitalization. Physicians who suspect that a patient has DHF may want to consult the Dengue Branch at CDC, for more information.

Q. Where can outbreaks of dengue occur?
A.
Outbreaks of dengue occur primarily in areas where Ae. aegypti (sometimes also Ae. albopictus) mosquitoes live. This includes most tropical urban areas of the world. Dengue viruses may be introduced into areas by travelers who become infected while visiting other areas of the tropics where dengue commonly exists.

Q.What can be done to reduce the risk of acquiring dengue?
A.
There is no vaccine for preventing dengue. The best preventive measure for residents living in areas infested with Ae. aegypti is to eliminate the places where the mosquito lays her eggs, primarily artificial containers that hold water.

Items that collect rainwater or to store water (for example, plastic containers, 55-gallon drums, buckets, or used automobile tires) should be covered or properly discarded. Pet and animal watering containers and vases with fresh flowers should be emptied and cleaned (to remove eggs) at least once a week. This will eliminate the mosquito eggs and larvae and reduce the number of mosquitoes present in these areas.

Using air conditioning or window and door screens reduces the risk of mosquitoes coming indoors. Proper application of mosquito repellents containing 20% to 30% DEET as the active ingredient on exposed skin and clothing decreases the risk of being bitten by mosquitoes. The risk of dengue infection for international travelers appears to be small. There is increased risk if an epidemic is in progress or visitors are in housing without air conditioning or screened windows and doors.

Q.How can we prevent epidemics of dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
The emphasis for dengue prevention is on sustainable, community-based, integrated mosquito control, with limited reliance on insecticides (chemical larvicides, and adulticides). Preventing epidemic disease requires a coordinated community effort to increase awareness about dengue fever/DHF, how to recognize it, and how to control the mosquito that transmits it. Residents are responsible for keeping their yards and patios free of standing water where mosquitoes can be produced.

Rabu, 24 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Dengue Topics

image: question markFrequently Asked Questions & Fact Sheet

Key dengue information...

Picture of mapTravel/Outbreak Notices

Critical information for travelers...

Picture of woman applying insect repellentPrevention

Avoid getting infected whether at home or on travel...

Picture with group of peopleIf You Think You Have Dengue...

Symptoms and actions to take...

Picture of vialEpidemiology and Statistics

Transmission, information on epidemics and stats...

Picture of Aedes AegyptiEntomology/Ecology

Mosquito that spreads dengue and its ecology...

Picture of clinicianClinical/Laboratory Guidance

Tools for clinicians and laboratorians...

Picture of students at computerEducation/Training

Dengue educational tools...



Selasa, 23 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Wabah penyakit Demam Dengue di Pulau Jawa dilaporkan pertama kali tahun 1779 oleh David Bylon. Karena demam dan penyakit ini akan sembuh sendiri setelah 5 hari meskipun tanpa pengobatan, maka penyakit ini selama beberapa abad dikenal dengan nama V?f Daagse Koortz atau demam 5 hari. Karena penyakitnya ringan, demam dengue tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Penyakit ini makin menyebar dan dikenal menjelang dan sesudah Perang Dunia Kedua. Baru tahun 1950-an dilaporkan adanya penyakit Demam Dengue dengan komplikasi berupa perdarahan dan shock sampai menimbulkan kematian pada anak terutama di Filipina dan Thailand. Dengan demikian Demam Dengue mempunyai dua nama tambahan yaitu Dengue Hemorrhagic Fever dan Dengue Shock Syndrome, di Indonesia dikenal sebagai Demam Berdarah, yang memerlukan perawatan dirumah sakit. Penderita demam berdarah hanya ½ % dari penderita demam dengue. Penanganan di rumah sakit yang baik dapat menekan angka kematian akibat demam berdarah sampai kurang dari 2%. Sebaliknya penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan angka kematian menjadi lebih dari 10 % dan berakibat kepanikan sehingga banyak penyakit demam dengue yang ringan sekalipun dirawat dirumah sakit. Virus dengue mempunyai 4 tipe yang berbeda. Masing-masing tipe mempunyai subtipe (subtype atau strain) yang jumlahnya ratusan sesuai dengan daerah/tempat asal virus tersebut. Virus dengue-2 dan dengue-3 adalah penyebab wabah di Asia Tenggara yang dianggap sebagai virus berpotensi terbesar menyebabkan Demam Berdarah.

Virus Dengue umumnya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, terutama di daerah tropis. Nyamuk menyerang siang hari dan berkembang biak di air bersih seperti bak penampungan air untuk minum maupun mandi, air hujan yang tergenang atau tertampung dikaleng , ban bekas atau batang bambu dan daun tumbuh-tumbuhan.

Pemberantasan nyamuk bersama pembasmian jentik nyamuk telah menjadi program pemberantasan penyakit Demam Berdarah pemerintah. Penyemprotan obat nyamuk dapat membasmi nyamuk hanya untuk beberapa hari. Memasukan obat Abate kedalam bak penampungan dapat membasmi jentik nyamuk selama beberapa minggu. Kalau dikuras, obat Abate yang menempel pada dinding bak akan hilang. Jadi setelah dikuras harus diberi obat Abate lagi. Penyebaran Virus penyakit Demam Dengue asal Asia Tenggara ke negara-negara tropis yang jauh seperti Benua Amerika terjadi melalui orang-orang yang berkunjung ke daerah wabah penyakit ini.

Gambaran klinis Demam Dengue yang klasik dimulai dengan naiknya suhu badan yang mendadak antara 39 - 41 derajat celcius dan tidak turun sampai hari kelima. Setelah turun di hari kelima, suhu badan naik lagi sedikit. Kenaikan suhu 2 fase ini disebut “BIPHASIC” dan merupakan ciri khas demam dengue. Bercak-bercak merah dikulit seperti pada penyakit campak, hampir tidak terlihat di hari-hari pertama. Di hari kelima bercak-bercak merah dikulit jelas terlihat mulai dari badan menjalar ke anggota badan kecuali telapak tangan, telapak kaki dan menghilang setelah 5 hari. Bercak-bercak ini bukan perdarahan di kulit, oleh karena itu akan hilang kalau ditekan. Sakit kepala, sakit pada otot, sakit pada penekanan bola mata, kulit, termasuk kulit kepala dan sendi-sendi, pembesaran kelenjar getah bening, hilang rasa pada lidah dan tidak nafsu makan, lekopenia (sel darah putih berkurang) dan trombosit masih diatas 100.000 /mm3.

Pada Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever), selain gambaran klinis Demam Dengue, terdapat tanda-tanda adanya gangguan pembekuan darah dan gangguan sirkulasi darah.

Kriteria beratnya penyakit Demam Berdarah menurut WHO:

I. Tidak ada perdarahan spontan, satu-satunya tanda perdarahan adalah dengan Tes Tourniquet, yaitu adanya perdarahan dikulit lengan bawah berupa bintik-bintik setelah lengan atas diberi tekanan tepat antara tekanan sistolik dan diastolik selama 5 menit dengan manset alat pengukur tekanan darah. Trombosit masih sekitar 100.000/mm3

II. Terjadinya perdarahan spontan. Bintik-bintik perdarahan dibawah kulit, tidak hilang bila ditekan, sudah ada tanda lolosnya cairan darah keluar dari pembuluh darah yang dapat diketahui dari “pengentalan darah” dengan tes darah Hematokrit: paling sedikit naik 20 %. Dalam keadaan demikian jumlah trombosit sudah dibawah 50.000/mm3.

III. Kegagalan sirkulasi darah dengan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Gelisah dan kulit dingin
2. Denyut nadi lemah dan cepat
3. Tekanan darah turun

IV. Shock (Dengue Shock Syndrome)
1. Penurunan kesadaran
2. Nadi dan tekanan darah tidak dapat dideteksi

Seharusnya pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus Dengue akan menghasilkan kekebalan humoral silang (“cross protection’) untuk keempat jenis virus Dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan. Tetapi dari penelitian kekebalan oleh S. B. Halstead tahun 1969 disimpulkan justru Demam Berdarah terutama terdapat pada anak yang diserang oleh Virus Dengue untuk kedua kalinya oleh tipe Virus Dengue yang berbeda. Infeksi kedua oleh Virus Dengue dengan type yang sama menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat bertahan seumur hidup.
Demam berdarah terutama menyerang anak berumur dibawah 12 tahun. Kekebalan humoral dengan jenis antibodi yang fungsinya lebih lemah daripada antibodi yang dihasilkan oleh kekebalan seluler masih dominan pada anak-anak dibawah umur 12 tahun dan S. J. Gagnon (2001) membuktikan adanya reaksi kekebalan yang berlebihan tetapi tidak efektif pada demam berdarah. Berbagai hipotesis diajukan, tetapi patogenesisnya masih kurang jelas (S.B. Halstead, 2000).

Yang menarik adalah, laporan Halstead tahun 2001 yang menyatakan bahwa di Haiti tidak pernah dilaporkan adanya wabah demam berdarah pada penduduk asli Haiti, padahal penyebaran virus Dengue di Haiti hampir sama dengan penyebaran virus Dengue-2 di Asia Tenggara. S. B. Halstead (2001) menduga adanya tingkat kekebalan yang tinggi terhadap virus Dengue pada penduduk asli Haiti, jadi bukan karena perbedaan etnis bangsa. Meskipun Virus Dengue 2 yang menyerang benua Amerika berasal dari Asia Tenggara, menurut penelitian terakhir terdapat perbedaan genetika, yaitu adanya perubahan nukleotida pada Strain Amerika. Menurut penelitian M.J. Pryor dkk. Tahun 2001, Virus dengue strain Amerika tidak memperbanyak diri secepat Strain Asia.
Sel darah putih merupakan sel pertahanan tubuh yang pertama untuk menghadang infeksi sehingga akan bertambah jumlahnya jika infeksinya cukup berat. Tetapi pada Demam Berdarah, sel darah putih justru berkurang.

Anak-anak cenderung menkonsumsi makanan dan minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula sehingga akan kekurangan vitamin A, C, B ( terutama B12 dan asam folat) kalsium, fosfor dan zat besi (Bowman, 1999), yang justru berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel dan pembekuan darah. Jaringan yang paling rentan terhadap kekurangan vitamin terutama vitamin B adalah sumsum tulang sebagai pusat pembentukan sel darah sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah baru. Vitamin B2, B3 (Niacin), B12 dan asam folat berperan dalam pembentukan DNA (pembentukan sel baru), vitamin B6 berperan dalam pembentukan hemoglobin darah merah. Jadi kekurangan vitamin ini dapat secara langsung mengganggu pembentukan sel darah putih baru sehingga sangat mengurangi daya tahan tubuh pada umumnya dan pembentukan kekebalan tubuh pada khususnya. Selain itu pembentukan trombosit juga terganggu.

Tidak ada obat yang dapat memberantas virus dengue. Penyembuhan sepenuhnya tergantung dari daya tahan tubuh kita. Pada anak berumur dibawah 12 tahun yang masih didominasi oleh antibodi dari kekebalan humoral, serangan virus dengue merupakan beban yang berat bagi tubuhnya. Pertahanan badan harus prima sehingga hal-hal yang mengganggu proses pertahanan badan terutama pola makan dan minum jangan sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah. Makanlah makanan bergizi terutama daging telur dan susu serta jauhkan makanan dan minuman bergula.