Kamis, 25 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Frequently Asked Questions

Q. What is dengue?
A.
Dengue (pronounced den' gee) is a disease caused by any one of four closely related dengue viruses (DENV 1, DENV 2, DENV 3, or DENV 4). The viruses are transmitted to humans by the bite of an infected mosquito. In the Western Hemisphere, the Aedes aegypti mosquito is the most important transmitter or vector of dengue viruses, although a 2001 outbreak in Hawaii was transmitted by Aedes albopictus. It is estimated that there are over 100 million cases of dengue worldwide each year.

Q.What is dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
DHF is a more severe form of dengue infection. It can be fatal if unrecognized and not properly treated in a timely manner. DHF is caused by infection with the same viruses that cause dengue fever. With good medical management, mortality due to DHF can be less than 1%.

Q.How are dengue and dengue hemorrhagic fever (DHF) spread?
A.
Dengue is transmitted to people by the bite of an Aedes mosquito that is infected with a dengue virus. The mosquito becomes infected with dengue virus when it bites a person who has dengue virus in their blood. The person can either have symptoms of dengue fever or DHF, or they may have no symptoms. After about one week, the mosquito can then transmit the virus while biting a healthy person. Dengue cannot be spread directly from person to person.

Q.What are the symptoms of the disease?
A.
The principal symptoms of dengue fever are high fever, severe headache, severe pain behind the eyes, joint pain, muscle and bone pain, rash, and mild bleeding (e.g., nose or gums bleed, easy bruising). Generally, younger children and those with their first dengue infection have a milder illness than older children and adults.

Dengue hemorrhagic fever is characterized by a fever that lasts from 2 to 7 days, with general signs and symptoms consistent with dengue fever. When the fever declines, symptoms including persistent vomiting, severe abdominal pain, and difficulty breathing, may develop. This marks the beginning of a 24- to 48-hour period when the smallest blood vessels (capillaries) become excessively permeable (“leaky”), allowing the fluid component to escape from the blood vessels into the peritoneum (causing ascites) and pleural cavity (leading to pleural effusions). This may lead to failure of the circulatory system and shock, followed by death, if circulatory failure is not corrected. In addition, the patient with DHF has a low platelet count and hemorrhagic manifestations, tendency to bruise easily or other types of skin hemorrhages, bleeding nose or gums, and possibly internal bleeding.

Q.What is the treatment for dengue?
A.
There is no specific medication for treatment of a dengue infection. Persons who think they have dengue should use analgesics (pain relievers) with acetaminophen and avoid those containing aspirin. They should also rest, drink plenty of fluids, and consult a physician. If they feel worse (e.g., develop vomiting and severe abdominal pain) in the first 24 hours after the fever declines, they should go immediately to the hospital for evaluation.

Q.Is there an effective treatment for dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
As with dengue fever, there is no specific medication for DHF. It can however be effectively treated by fluid replacement therapy if an early clinical diagnosis is made. DHF management frequently requires hospitalization. Physicians who suspect that a patient has DHF may want to consult the Dengue Branch at CDC, for more information.

Q. Where can outbreaks of dengue occur?
A.
Outbreaks of dengue occur primarily in areas where Ae. aegypti (sometimes also Ae. albopictus) mosquitoes live. This includes most tropical urban areas of the world. Dengue viruses may be introduced into areas by travelers who become infected while visiting other areas of the tropics where dengue commonly exists.

Q.What can be done to reduce the risk of acquiring dengue?
A.
There is no vaccine for preventing dengue. The best preventive measure for residents living in areas infested with Ae. aegypti is to eliminate the places where the mosquito lays her eggs, primarily artificial containers that hold water.

Items that collect rainwater or to store water (for example, plastic containers, 55-gallon drums, buckets, or used automobile tires) should be covered or properly discarded. Pet and animal watering containers and vases with fresh flowers should be emptied and cleaned (to remove eggs) at least once a week. This will eliminate the mosquito eggs and larvae and reduce the number of mosquitoes present in these areas.

Using air conditioning or window and door screens reduces the risk of mosquitoes coming indoors. Proper application of mosquito repellents containing 20% to 30% DEET as the active ingredient on exposed skin and clothing decreases the risk of being bitten by mosquitoes. The risk of dengue infection for international travelers appears to be small. There is increased risk if an epidemic is in progress or visitors are in housing without air conditioning or screened windows and doors.

Q.How can we prevent epidemics of dengue hemorrhagic fever (DHF)?
A.
The emphasis for dengue prevention is on sustainable, community-based, integrated mosquito control, with limited reliance on insecticides (chemical larvicides, and adulticides). Preventing epidemic disease requires a coordinated community effort to increase awareness about dengue fever/DHF, how to recognize it, and how to control the mosquito that transmits it. Residents are responsible for keeping their yards and patios free of standing water where mosquitoes can be produced.

Rabu, 24 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Dengue Topics

image: question markFrequently Asked Questions & Fact Sheet

Key dengue information...

Picture of mapTravel/Outbreak Notices

Critical information for travelers...

Picture of woman applying insect repellentPrevention

Avoid getting infected whether at home or on travel...

Picture with group of peopleIf You Think You Have Dengue...

Symptoms and actions to take...

Picture of vialEpidemiology and Statistics

Transmission, information on epidemics and stats...

Picture of Aedes AegyptiEntomology/Ecology

Mosquito that spreads dengue and its ecology...

Picture of clinicianClinical/Laboratory Guidance

Tools for clinicians and laboratorians...

Picture of students at computerEducation/Training

Dengue educational tools...



Selasa, 23 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Wabah penyakit Demam Dengue di Pulau Jawa dilaporkan pertama kali tahun 1779 oleh David Bylon. Karena demam dan penyakit ini akan sembuh sendiri setelah 5 hari meskipun tanpa pengobatan, maka penyakit ini selama beberapa abad dikenal dengan nama V?f Daagse Koortz atau demam 5 hari. Karena penyakitnya ringan, demam dengue tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Penyakit ini makin menyebar dan dikenal menjelang dan sesudah Perang Dunia Kedua. Baru tahun 1950-an dilaporkan adanya penyakit Demam Dengue dengan komplikasi berupa perdarahan dan shock sampai menimbulkan kematian pada anak terutama di Filipina dan Thailand. Dengan demikian Demam Dengue mempunyai dua nama tambahan yaitu Dengue Hemorrhagic Fever dan Dengue Shock Syndrome, di Indonesia dikenal sebagai Demam Berdarah, yang memerlukan perawatan dirumah sakit. Penderita demam berdarah hanya ½ % dari penderita demam dengue. Penanganan di rumah sakit yang baik dapat menekan angka kematian akibat demam berdarah sampai kurang dari 2%. Sebaliknya penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan angka kematian menjadi lebih dari 10 % dan berakibat kepanikan sehingga banyak penyakit demam dengue yang ringan sekalipun dirawat dirumah sakit. Virus dengue mempunyai 4 tipe yang berbeda. Masing-masing tipe mempunyai subtipe (subtype atau strain) yang jumlahnya ratusan sesuai dengan daerah/tempat asal virus tersebut. Virus dengue-2 dan dengue-3 adalah penyebab wabah di Asia Tenggara yang dianggap sebagai virus berpotensi terbesar menyebabkan Demam Berdarah.

Virus Dengue umumnya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, terutama di daerah tropis. Nyamuk menyerang siang hari dan berkembang biak di air bersih seperti bak penampungan air untuk minum maupun mandi, air hujan yang tergenang atau tertampung dikaleng , ban bekas atau batang bambu dan daun tumbuh-tumbuhan.

Pemberantasan nyamuk bersama pembasmian jentik nyamuk telah menjadi program pemberantasan penyakit Demam Berdarah pemerintah. Penyemprotan obat nyamuk dapat membasmi nyamuk hanya untuk beberapa hari. Memasukan obat Abate kedalam bak penampungan dapat membasmi jentik nyamuk selama beberapa minggu. Kalau dikuras, obat Abate yang menempel pada dinding bak akan hilang. Jadi setelah dikuras harus diberi obat Abate lagi. Penyebaran Virus penyakit Demam Dengue asal Asia Tenggara ke negara-negara tropis yang jauh seperti Benua Amerika terjadi melalui orang-orang yang berkunjung ke daerah wabah penyakit ini.

Gambaran klinis Demam Dengue yang klasik dimulai dengan naiknya suhu badan yang mendadak antara 39 - 41 derajat celcius dan tidak turun sampai hari kelima. Setelah turun di hari kelima, suhu badan naik lagi sedikit. Kenaikan suhu 2 fase ini disebut “BIPHASIC” dan merupakan ciri khas demam dengue. Bercak-bercak merah dikulit seperti pada penyakit campak, hampir tidak terlihat di hari-hari pertama. Di hari kelima bercak-bercak merah dikulit jelas terlihat mulai dari badan menjalar ke anggota badan kecuali telapak tangan, telapak kaki dan menghilang setelah 5 hari. Bercak-bercak ini bukan perdarahan di kulit, oleh karena itu akan hilang kalau ditekan. Sakit kepala, sakit pada otot, sakit pada penekanan bola mata, kulit, termasuk kulit kepala dan sendi-sendi, pembesaran kelenjar getah bening, hilang rasa pada lidah dan tidak nafsu makan, lekopenia (sel darah putih berkurang) dan trombosit masih diatas 100.000 /mm3.

Pada Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever), selain gambaran klinis Demam Dengue, terdapat tanda-tanda adanya gangguan pembekuan darah dan gangguan sirkulasi darah.

Kriteria beratnya penyakit Demam Berdarah menurut WHO:

I. Tidak ada perdarahan spontan, satu-satunya tanda perdarahan adalah dengan Tes Tourniquet, yaitu adanya perdarahan dikulit lengan bawah berupa bintik-bintik setelah lengan atas diberi tekanan tepat antara tekanan sistolik dan diastolik selama 5 menit dengan manset alat pengukur tekanan darah. Trombosit masih sekitar 100.000/mm3

II. Terjadinya perdarahan spontan. Bintik-bintik perdarahan dibawah kulit, tidak hilang bila ditekan, sudah ada tanda lolosnya cairan darah keluar dari pembuluh darah yang dapat diketahui dari “pengentalan darah” dengan tes darah Hematokrit: paling sedikit naik 20 %. Dalam keadaan demikian jumlah trombosit sudah dibawah 50.000/mm3.

III. Kegagalan sirkulasi darah dengan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Gelisah dan kulit dingin
2. Denyut nadi lemah dan cepat
3. Tekanan darah turun

IV. Shock (Dengue Shock Syndrome)
1. Penurunan kesadaran
2. Nadi dan tekanan darah tidak dapat dideteksi

Seharusnya pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus Dengue akan menghasilkan kekebalan humoral silang (“cross protection’) untuk keempat jenis virus Dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan. Tetapi dari penelitian kekebalan oleh S. B. Halstead tahun 1969 disimpulkan justru Demam Berdarah terutama terdapat pada anak yang diserang oleh Virus Dengue untuk kedua kalinya oleh tipe Virus Dengue yang berbeda. Infeksi kedua oleh Virus Dengue dengan type yang sama menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat bertahan seumur hidup.
Demam berdarah terutama menyerang anak berumur dibawah 12 tahun. Kekebalan humoral dengan jenis antibodi yang fungsinya lebih lemah daripada antibodi yang dihasilkan oleh kekebalan seluler masih dominan pada anak-anak dibawah umur 12 tahun dan S. J. Gagnon (2001) membuktikan adanya reaksi kekebalan yang berlebihan tetapi tidak efektif pada demam berdarah. Berbagai hipotesis diajukan, tetapi patogenesisnya masih kurang jelas (S.B. Halstead, 2000).

Yang menarik adalah, laporan Halstead tahun 2001 yang menyatakan bahwa di Haiti tidak pernah dilaporkan adanya wabah demam berdarah pada penduduk asli Haiti, padahal penyebaran virus Dengue di Haiti hampir sama dengan penyebaran virus Dengue-2 di Asia Tenggara. S. B. Halstead (2001) menduga adanya tingkat kekebalan yang tinggi terhadap virus Dengue pada penduduk asli Haiti, jadi bukan karena perbedaan etnis bangsa. Meskipun Virus Dengue 2 yang menyerang benua Amerika berasal dari Asia Tenggara, menurut penelitian terakhir terdapat perbedaan genetika, yaitu adanya perubahan nukleotida pada Strain Amerika. Menurut penelitian M.J. Pryor dkk. Tahun 2001, Virus dengue strain Amerika tidak memperbanyak diri secepat Strain Asia.
Sel darah putih merupakan sel pertahanan tubuh yang pertama untuk menghadang infeksi sehingga akan bertambah jumlahnya jika infeksinya cukup berat. Tetapi pada Demam Berdarah, sel darah putih justru berkurang.

Anak-anak cenderung menkonsumsi makanan dan minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula sehingga akan kekurangan vitamin A, C, B ( terutama B12 dan asam folat) kalsium, fosfor dan zat besi (Bowman, 1999), yang justru berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel dan pembekuan darah. Jaringan yang paling rentan terhadap kekurangan vitamin terutama vitamin B adalah sumsum tulang sebagai pusat pembentukan sel darah sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah baru. Vitamin B2, B3 (Niacin), B12 dan asam folat berperan dalam pembentukan DNA (pembentukan sel baru), vitamin B6 berperan dalam pembentukan hemoglobin darah merah. Jadi kekurangan vitamin ini dapat secara langsung mengganggu pembentukan sel darah putih baru sehingga sangat mengurangi daya tahan tubuh pada umumnya dan pembentukan kekebalan tubuh pada khususnya. Selain itu pembentukan trombosit juga terganggu.

Tidak ada obat yang dapat memberantas virus dengue. Penyembuhan sepenuhnya tergantung dari daya tahan tubuh kita. Pada anak berumur dibawah 12 tahun yang masih didominasi oleh antibodi dari kekebalan humoral, serangan virus dengue merupakan beban yang berat bagi tubuhnya. Pertahanan badan harus prima sehingga hal-hal yang mengganggu proses pertahanan badan terutama pola makan dan minum jangan sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah. Makanlah makanan bergizi terutama daging telur dan susu serta jauhkan makanan dan minuman bergula.

Senin, 22 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Angkak (Bahasa Cina: , ; pinyin: hóng qú mǐ; lit. "red yeast rice"), red fermented rice, red kojic rice, red koji rice, atau ang-kak, yaitu beras putih jenis tertentu yang dibiakkan dengan sejenis ragi khusus selama beberapa hari sehingga mengubah warna beras menjadi merah. Angkak telah dikenal penduduk Cina sejak ratusan tahun silam, dan umum digunakan bangsa Cina sebagai bagian dari campuran rempah masakan dan herbal kesehatan mereka. Di Amerika, angkak yang dikenal dengan nama Red Yeast Rice kini mulai popular dan dijual dalam bentuk kapsul sebagai penurun kolesterol alamiah yang ampuh.

Kandungan aktif

Kandungan yang terpenting adalah HMG-CoA (monacolin/lovastatin/statins) yang diakui sangat effektif untuk menurunkan kolesterol jahat LDL dan Triglycerides. Ketika tingkat kolesterol darah naik, umumnya dokter memberi obat resep jenis statin seperti Lipitor dan Zocor yang mampu menghambat produksi kolesterol tetapi sangat disayangkan obat-obatan ini memiliki effek samping yang membahayakan fungsi hati dan otot manusia.

Effektifitas red yeast rice untuk menurunkan kolesterol telah diuji secara klinis oleh lebih dari 17 riset di Cina. Sedangkan Universitas Kedokteran UCLA di Amerika juga telah melakukan riset yang menyimpulkan konsumsi 2.4 gram red yeast rice per hari dapat menurunkan secara nyata tingkat kolesterol Total dan LDL dalam 12 minggu.

Di tahun 2006 Liu dkk menerbitkan suatu meta-analysis dari percobaan klinis (Chinese Med 2006;1:4-17). Artikel mengutip 93 percobaan klinis terkontrol dan terpublikasi (91 dipublikasikan di Cina). Total pengurangan kolesterol 35 mg/dl, LDL-cholesterol by 28 mg/dl, triglycerides by 35 mg/dl, dan peningkatan kolesterol HDL 6 mg/dl. Zhao dkk melaporkan dalam percobaan selama empat tahun bagi penderita diabetes (J Cardio Pharmacol 2007;49:81-84). Terdapat pengurangan 40-50% dalam cardio events dan cardio deaths dalam kelompok yang dicoba. Ye dkk melaporkan dalam penelitian empat tahun pada pasien Cina yang tergolong tua dengan penyakit jantung (J Am Geriatr Soc 2007;55:1015-22). Kematian berkurang dengan 32%. Paling sedikit terdapat satu laporan di literatur tentang statin-like myopathy yang disebabkan oleh angkak (red yeast rice) (Mueller PS. Ann Intern Med 2006;145:474-5).

Suatu artikel terbitan Jurnal Kardiologi Amerika tanggal 15 Juni, 2008, mendapati bahwa red yeast rice dapat memberikan keuntungan melebihi yang diberikan oleh statins. Para peneliti melaporkan bahwa keuntungan nampaknya melebihi dari yang dilaporkan dengan hanya lovastatin.[1]

ConsumerLab.com mendapati banyaknya variasi campuran aktif dalam suplemen red yeast rice, dan juga mendapati bahwa sebagian terkontaminasi dengan citrinin, suatu nephrotoxic mycotoxin.[2][3] Bukti tentang efek samping dari red yeast rice adalah terbatas, tetapi dapat memberikan akibat sampingan yang sama dengan obat lovastatin, yang dapat menimbulkan masalah terhadap ginjal dan akibat sampingan lainnya.[4] Monitoring medis secara teratur diperlukan untuk mendeteksi akibat tersebut.

Referensi

  • American Journal of Clinical Nutrition - UCLA, Feb 1999Dr.
  • DR. David Heber, Direktur UCLA Center for Human Nutrition

Pranala luar


Minggu, 21 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

DEFINISI

Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.

Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.

Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS).

PENYEBAB

Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen.
Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.

Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya.

Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari.

Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.

GEJALA

Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal.

Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita. Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam disertai ruam-ruam makulopapular.

Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan atau demam tinggi (>39 derajat c) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan ruam-ruam.

Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40 - 41 derajat c dan terjadi kejang demam pada bayi.

DHF adalah komplikasi serius dengue yang dapat mengancam jiwa penderitanya, ditandai oleh :
  • demam tinggi yang terjadi tiba-tiba
  • manifestasi perdarahan
  • hepatomegali/pembesaran hati
  • kadang-kadang terjadi syok manifestasi perdarahan pada dhf dimulai dari tes torniquet positif dan bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi. juga bisa terjadi perdarahan hidung, perdarahan gusi, perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam urin.

Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :
  • Derajat I : demam diikuti gejala tidak spesifik. satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniquet yang positif atau mudah memar.
  • Derajat II : gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdarahan spontan. perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
  • Derajat III : kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.
  • Derajat IV : syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa. fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.

Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin, dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi.

Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan.

Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani. Kondisi yang buruk bisa segera ditangani dengan diagnosa dini dan pemberian cairan pengganti. Trombositopeni dan hemokonsentrasi sudah dapat dideteksi sebelum demam turun dan terjadi syok.

Pada penderita dengan DSS kondisinya dengan segera memburuk. Ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mmhg atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-mula terlihat mengantuk kemudian gelisah.

Bila tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam 12 - 24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan segera membaik.

Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2 -3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembalinya nafsu makan.

Syok yang tidak dapat diatasi biasanya berhubungan dengan keadaan yang lain seperti asidosis metabolik, perdarahan hebat di saluran cerna atau organ lain. Perdarahan yang terjadi di otak akan menyebabkan penderita kejang dan jatuh dalam keadaan koma.

DIAGNOSA

Pada awal mulainya demam, dhf sulit dibedakan dari infeksi lain yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri dan parasit.

Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah dapat membantu diagnosa.
Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :
  • Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/mm3
  • Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% di atas rata-rata.
Hasil laboratorium seperti ini biasanya ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-7.

Kadang-kadang dari x-ray dada ditemukan efusi pleura atau hipoalbuminemia yang menunjukkan adanya kebocoran plasma.

Kalau penderita jatuh dalam keadaan syok, maka kasusnya disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS).

PENGOBATAN

untuk mengatasi demam sebaiknya diberikan asetaminofen. salisilat tidak digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis.

asetaminofen diberikan selama demam masih mencapai 39 derajat c, paling banyak 6 dosis dalam 24 jam.

kadang-kadang diperlukan obat penenang pada anak-anak yang sangat gelisah. kegelisahan ini bisa terjadi karena dehidrasi atau gangguan fungsi hati.

haus dan dehidrasi merupakan akibat dari demam tinggi, tidak adanya nafsu makan dan muntah.

Untuk mengganti cairan yang hilang harus diberikan cairan yang cukup melalui mulut atau melalui vena. Cairan yang diminum sebaiknya mengandung elektrolit seperti oralit. cairan yang lain yang bisa juga diberikan adalah jus buah-buahan.

penderita harus segera dirawat bila ditemukan gejala-gejala berikut :
  • takikardi, denyut jantung meningkat
  • kulit pucat dan dingin
  • denyut nadi melemah
  • terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk atau tertidur terus menerus
  • urine sangat sedikit
  • peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
  • tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mmhg
  • hipotensi.

pada tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang signifikan (>10% berat badan normal), sehingga diperlukan penggantian cairan segera secara intravena.
cairan pengganti yang diberikan biasanya garam fisiologis, ringer laktat atau ringer asetat, larutan garam fisiologis dan glukosa 5%, plasma dan plasma substitute.

pemberian cairan pengganti harus diawasi selama 24 - 48 jam, dan dihentikan setelah penderita terrehidrasi, biasanya ditandai dengan jumlah urine yang cukup, denyut nadi yang kuat dan perbaikan tekanan darah..

infus juga harus diberikan kalau kadar hematokrit turun sampai 40% .

bila pemberian cairan intravena diteruskan setelah tanda-tanda ini dicapai, akan terjadi overhidrasi, mengakibatkan jumlah cairan berlebih dalam pembuluh darah, edema paru-paru dan gagal jantung.

oksigen diberikan pada penderita dalam keadaan syok.

transfusi darah hanya diberikan pada penderita dengan tanda-tanda perdarahan yang signifikan.
PENCEGAHAN
pengembangan vaksin untuk dengue sangat sulit karena keempat jenis serotipe virus bisa mengakibatkan penyakit.
perlindungan terhadap satu atau dua jenis serotipe ternyata meningkatkan resiko terjadinya penyakit yang serius.

saat ini sedang dicoba dikembangkan vaksin terhadap keempat serotipe sekaligus.
sampai sekarang satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian dengue dan dhf adalah dengan memerangi nyamuk yang mengakibatkan penularan.

a. aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan manusia, seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat-tempat lain yang menampung air hujan.
nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.

pencegahan dilakukan dengan langkah 3m :
  1. menguras bak air
  2. menutup tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat berkembang biak nyamuk
  3. mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.

di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate.
hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu.

di tempat yang sudah terjangkit dhf dilakukan penyemprotan insektisida secara fogging.
tapi efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat tergantung pada jenis insektisida yang dipakai.
di samping itu partikel obat ini tidak dapat masuk ke dalam rumah tempat ditemukannya nyamuk dewasa.

untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang yang tidur di siang hari sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan.

Sumber:

Medicastore

Sabtu, 20 Maret 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah



Virus demam berdarah
Klasifikasi ilmiah
Regnum: Virus
(belum diperingkatkan) virus (+)ssRNA
Famili: Flaviviridae
Genus: Flavivirus
Spesies: Virus Dengue

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.


Tanda dan gejala

Virus Dengue

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

  • Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
  • Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
  • Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
  • Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Diagnosis

Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.

Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.

Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut.

Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:

  1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
  2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
  3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
  4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi;
  5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.

Pengobatan

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

Epidemiologi

Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.

Pranala luar