Kamis, 06 Januari 2011

Visi dan Misi SMS

~Kesehatan Itu adalah Hak Semua Manusia, Semua Harus Sehat~

"Mari Ke Rumah Sakit Berkualitas dan Terjangkau"


Nilai-nilai

  1. Berpihak Kepada Rakyat (Ini Harus menjadi pegangan utama, Hindari Malpraktik dalam bidang Medis)
  2. Bertindak Cepat dan Tepat
  3. Kerjasama Tim
  4. Integritas Tinggi
  5. Transparansi dan Akuntabilitas

Strategi Utama

  1. Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat
  2. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas
  3. Meningkatkan Sistem Surveilans, Monitoring dan Informasi Kesehatan
  4. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI & JICA

(Download Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Click Gambarnya)

"Membangun Sistem Kesehatan Yang Terjangkau oleh Semua Lapisan Masyarakat"


RESENTRA (Rencana Strategis) 5 tahun Kedepan.


1. Tahun Pertama (Fokus terhadap Kesehatan Anggota Senebian)

1. Memenuhi dan Memelihara Kesehatan Ruhani, Jiwa dan Pikiran untuk menuju hati yang Selamat
2. Terpenuhinya Nutrisi dan Makanan yang bergizi bagi setiap anggota
3. Olahraga yang teratur dan optimal
4. Mengoptimalkan kesehatan diri dengan cara memanfaatkan bahan-bahan alami
5. Menjaga sanitasi kesehatan tempat tinggal para anggota
6. Menjaga Kesehatan dan vitalitas Anggota Badan
7. Terpenuhinya Kesehatan bagi seluruh anggota Keluarga Senebian
8. Terpenuhinya Kesehatan yang Menyeluruh dari seluruh anggota Senebian (Hoslistic Health)

2. Tahun Kedua (Fokus terhadap Pengumpulan data-data kesehatan)
(Membangun Sistem Informasi Kesehatan)

1. Membangun Bank Data kesehatan Dunia Maya
2. Meneliti dan Mengembangkan Materi dari Harvard-MIT Health Sciences and Technology
3. MIT : Brain and Cognitive Sciences
4. Penelitian terhadap Kesehatan Holistik
5. Kesehatan adalah hak dan investasi.
6. Penyebaran ilmu pengetahuan kesehatan
7. Pengumpulan Buku-buku kesehatan
8. Pengumpulan brosur, artikel dan majalah kesehatan


3. Tahun Ketiga (Fokus terhadap pengolahan data-data Kesehatan dan Jaringan)
(Perencanaan Pembangunan Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan)

1. Membuat jaringan PUSKESMAS HEBAT di setiap daerah asal anggota
2. Membuat detail rencana pembangunan Rumah Sakit Wisata Senebian
3. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang sarana, prasarana kesehatan, dan peralatan kesehatan;
4. Bimbingan teknis di bidang sarana, prasarana kesehatan, dan peralatan kesehatan;
5. Pembuatan Labotatorium-laboratorium Digital yang berkaitan dengan IR&D Kesehatan
6. Pembuatan Proposal Detail Sekolah Kesehatan dan Bangunannya
7. Pembuatan Proposal Detail PUSKESMAS dan Jaringan Kesehatan di setiap daerah asal Anggota Senebian
8. Monitoring dan evaluasi di bidang sarana, prasarana kesehatan, dan peralatan kesehatan

4. Tahun Keempat (Fokus terhadap Pembangunan Sekolah Kesehatan Senebian)
(Bidang pendidikan dan LITBANG Kesehatan)

1. Mengembangkan sistem pendidikan Kesehatan untuk pendidikan dasar dan menengah
2. Fokus terhadap pengabdian pada masyarakat
3. Mengembangkan SMK Kesehatan dan Farmasi



4. Mempunyai Sarana Kesehatan Mobile (Puskesmas Keliling)


5. Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Kesehatan yang Menyeluruh

6. Bekerja Sama dengan Institusi-institusi Pendidikan Kesehatan di tiap daerah anggota

7. Perumusan kebijakan, standarisasi teknis penelitian dan pengembangan di bidang sistem dan kebijakan kesehatan, biomedis dan farmasi, ekologi dan status kesehatan, serta gizi dan makanan;

8. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang sistem dan kebijakan kesehatan, biomedis dan farmasi, ekologi dan status kesehatan, serta gizi dan makanan;

5. Tahun Kelima

(Fokus terhadap Pembangunan Fisik Pusat Pelayanan Kesehatan di Setiap Wilayah anggota Senebian)

1. Program Desa & Kampung Sehat
2. Pemberdayaan dan Peningkatan Kualitas PUSKESMAS di Setiap Daerah Anggota
3. Pembuatan MCK yang Bersih, Indah dan Rapi di Setiap Daerah Anggota.
4. Rumah Sehat
5. Program RT/RW Ramah Lingkungan/ DARSIH (Sadar Kebersihan)
6. Pembangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang memadai (Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan)
7. PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN



Grand Design 25 Tahun Mendatang


5 Tahun Pertama

5 Tahun Kedua

5 Tahun Ketiga

5 Tahun Keempat

5 Tahun Kelima




Cardiovascular and critical care tower


Key health care features

When it comes to emerging patient needs, we’ve done the math. The new complex will include the following:

  • 224 adult acute care rooms
  • 96 adult intensive care rooms
  • 35 obstetrics rooms
  • 120 pediatric acute care rooms
  • 85 pediatric intensive care rooms
  • Pediatric trauma service—Level 1
  • Pediatric burn services
  • Indoor play area
  • Modernized emergency departments
  • Modernized diagnostic imaging and radiology facilities
  • 33 operating rooms, including 14 for neurosurgery/general surgery, 10 for pediatric, 6 for cardiac and 3 for obstetrics


Adult Lobby: View from the second floor

Adult Lobby

Conceptual View of New Children's Center Lobby

Children's lobby seating

Children's lobby from floor

Construction details

What does it take to build a 1.6-million-square-foot medical facility?

  • Up to 1,500 construction on-site workers
  • 12,500 tons of structural steel
  • 44,500 cubic yards of new concrete
  • 1,703,364 linear feet (322 miles) of conduit
  • Over 4,000 plumbing fixtures
  • 3.5 million pounds of sheet metal ductwork for HVAC systems
  • 244,000 square feet of glass window walls and exterior windows, including 1,423 curtain wall panels weighing up to 1,800 pounds each








8. Target Besarnya dibangun RUMAH SAKIT SENEBIAN
(Rumah Sakit Gratis untuk Masyarakat, Pendanaan dari Senebian Corporation)

Details:

Book 1: Project Data & Schedules

Book 2: Field & Site Details

Book 3: Concrete Footings, Foundations, etc.

Book 4: C.M.U., Masonry, Stone

Book 5: Steel Beams, Joists, Metal Decking, etc.

Book 6: Wood Framing, Trusses, Finish Carpentry, Cabinets

Book 7: Waterproofing, Firestopping, Roofing, Skylights

Book 8: Door & Window Details

Book 9: Interior Finishes

Book 10: Specialty Products

Book 11: Built-In Equipment Details

Book 12: Interior Furnishings & Window Treatment

Book 13: Miscellaneous Construction Details

Book 14: Elevators, Escalators, Moving Ramps, etc.

Book 15: Mechanical Details

Book 16: Electrical Details

1. Taman

2. Elevator



3. Electrical Detail



Indonesian Health City

Untuk orang-orang yang kukasihi dan kusayangi

Lahaulawalkuwatailabillah

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 11 Desember 2010

SMK Farmasi Indonesia


Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Indonesia


Visi

Indicators that the Vision is being achieved:
  • The number of discovery-based initiatives with clinical, scientific and/or economic impact has increased.
  • Our faculty, staff, students and alumni are engaged across colleges, healthcare systems, industrial partners and professional associations to address healthcare needs.
  • Faculty, staff, students and alumni pursue and achieve positions of leadership that impact education, research, policy, and delivery of care related to human health.
  • The education of students incorporates knowledge of cultural differences in healthcare delivery and effectiveness.
  • We are providing access for a diverse student population that fosters a culture of inclusiveness and success.
  • SMK Farmasi Indonesia is a global model for leading enhancements in human health.
  • Our graduates are proactively recruited by leading employers.
  • There is an increase in the number of students entering advanced professional training and/or post-graduate education.
  • Medication safety and practice are enhanced as a result of our collaborative efforts with other professionals to develop and manage systems.
  • The number of new synergies (partnerships, collaborations and strategic alliances at the local, regional, national and global levels) has increased.


Misi

The Mission of the SMK Farmasi Indonesia is to:
  1. Educate and train students to become leading pharmacists and scientists,
  2. Advance scientific discovery and development, and
  3. Maximize global health outcomes through patient care and public service.
We will accomplish this mission through learning, discovery and engagement by:
  • Attracting and retaining talented and diverse faculty, staff and students.
  • Delivering a contemporary and innovative professional curriculum that empowers students to advance pharmacy's contribution to healthcare and to provide excellent patient care.
  • Generating, integrating, and applying knowledge across disciplines to advance discovery, learning and engagement in pharmacy and pharmaceutical sciences.
  • Producing world class scientists for academia and industry.
  • Establishing new synergies: partnerships, collaborations and strategic alliances at the local, regional, national and global levels.


Program

Kelompok Keilmuan

Dalam membimbing penelitian dan komunitas, Sekolah Farmasi didukung oleh 6 Kelompok Keilmuan (KK) di bidang :
    KK Farmakokimia
    KK Farmasetika
    KK Biologi Farmasi
    KK Farmakologi-Farmasi Klinik
    KK Olahraga


Fokus



Lihat Juga:



Pharmacy is the health profession that links the health sciences with the chemical sciences and it is charged with ensuring the safe and effective use of pharmaceutical drugs.

The scope of pharmacy practice includes more traditional roles such as compounding and dispensing medications, and it also includes more modern services related to health care, including clinical services, reviewing medications for safety and efficacy, and providing drug information. Pharmacists, therefore, are the experts on drug therapy and are the primary health professionals who optimize medication use to provide patients with positive health outcomes.

An establishment in which pharmacy (in the first sense) is practiced is called a pharmacy, chemist's or drug store. In the United States and Canada, drug stores commonly sell not only medicines, but also miscellaneous items such as candy (sweets), cosmetics, and magazines, as well as light refreshments or groceries.

The word pharmacy is derived from its root word pharma which was a term used since the 15th–17th centuries. However, the original Greek roots from "Pharmakos" imply sorcery or even poison. In addition to pharma responsibilities, the pharma offered general medical advice and a range of services that are now performed solely by other specialist practitioners, such as surgery and midwifery


The pharma (as it was referred to) often operated through a retail shop which, in addition to ingredients for medicines, sold tobacco and patent medicines. The pharmas also used many other herbs not listed. The Greek word Pharmakeia (Greek: φαρμακεια) derives from Greek: φάρμακον (pharmakon), meaning "drug" or "medicine" (the earliest form of the word is the Mycenaean Greek pa-ma-ko, attested in Linear B syllabic script).


In its investigation of herbal and chemical ingredients, the work of the pharma may be regarded as a precursor of the modern sciences of chemistry and pharmacology, prior to the formulation of the scientific method.


Disciplines



The field of pharmacy can generally be divided into three primary disciplines:
The boundaries between these disciplines and with other sciences, such as biochemistry, are not always clear-cut; and often, collaborative teams from various disciplines research together.

Pharmacology is sometimes considered a fourth discipline of pharmacy. Although pharmacology is essential to the study of pharmacy, it is not specific to pharmacy. Therefore it is usually considered to be a field of the broader sciences.

Pharmacoinformatics is considered another new discipline, for systematic drug discovery and development with efficiency and safety.
 

Pharmacy journals



List of Pharmacy Journals

References:

 


Kamis, 18 November 2010

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering 

 

Lecture 8 - Cell Communication and Immunology (cont.)






Overview:

 

Professor Saltzman continues his discussion of cell communication in the body, extending the description to the nervous and immune system. Professor Saltzman describes the mode of signal transmission in neurons: action potential in the axon, and neurotransmitter release at the synaptic cleft. He also introduces elements of the innate and adaptive immune system. The adaptive immune system is presented as a host/foreign antigen recognition system involving immune cells (T, B, and macrophages), antibodies, and the major histocompatibility complex 1 and 2. Immune response by cytotoxic T cells, T helper cells, and B cells to antigen recognition are discussed in detail.

Reading assignment:

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology,
in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapter 6



Summary and Key Concepts: Chapter 6 [PDF]

Resources:

 

 

Problem Set 4 [PDF]


References:


1. http://en.wikipedia.org/wiki/Immune_system
2. http://oyc.yale.edu/biomedical-engineering/beng-100

Minggu, 10 Oktober 2010

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering 

 

 

Lecture 7 - Cell Communication and Immunology










Overview:

 

 

 

Professor Saltzman talks about cell communication, specifically ligand-receptor interactions that are important in maintaining homeostasis in the body. Different types of receptors and ligands, the nature of their interactions and ways to apply this into developing drugs are discussed (eg. Aldopa, Taximofen, beta-blockers). Next, Professor Saltzman talks about kinases, phosphatases, cyclic AMP and the mechanism of switching protein states. Three categories of cell communication signals are introduced: autocrine, paracrine, and endocrine. Finally, an example of cell communication using regulation/response to blood sugar level is presented.



Reading assignment:

 

 

 

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology,




in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapter 6
Summary and Key Concepts: Chapter 6 [PDF]


 

Class lecture:

 

 

http://oyc.yale.edu/biomedical-engineering/beng-100/lecture-7

 

 

References:



1. http://en.wikipedia.org/wiki/Immune_system
2. http://oyc.yale.edu/biomedical-engineering/beng-100


Sabtu, 18 September 2010

Persatuan PUSKESMAS Pasundan


Visi

Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

Misi

  1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
  2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
  3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
  4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Strategi

  1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.
  2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
  3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
  4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
  5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
  6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

Nilai-nilai

  1. Pro Rakyat
  2. Inklusif
  3. Responsif
  4. Efektif
  5. Bersih




Kesehatan adalah hak dan investasi. Semua warga negara berhak atas kesehatan, termasuk keluarga miskin. Seringkali kesehatan merupakan aset satu-satunya bagi keluarga miskin. Bila jatuh sakit maka keluarga miskin akan kehilangan daya untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya dan akan menjadi bertambah miskin. Kondisi tersebut diperparah dengan meningkatnya biaya pelayanan kesehatan sehingga makin sulit dijangkau keluarga miskin.



Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Pelayanan di Puskesmas




Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).

Farmasi di Puskesmas

Untuk menjamin akuntabilitas pelayanan, Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2 yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih banyak memuat tentang program puskesmas.


Rabu, 18 Agustus 2010

Prof. W. Mark Saltzman, Ph.D.


W. Mark Saltzman


Goizueta Foundation Professor of Biomedical Engineering & Chemical & Environmental Engineering

About Professor W. Mark Saltzman,Ph.D.



W. Mark Saltzman is the Goizueta Foundation Professor of Chemical and Biomedical Engineering at Yale University. His books include Drug Delivery: Engineering Principles for Drug Therapy and Tissue Engineering: Engineering Principles for the Design of Replacement Organs and Tissues, and his articles have appeared in Biomaterials and Nature Materials. The chair of the Department of Biomedical Engineering, Professor Saltzman is also the recipient of numerous distinguished teaching awards from Yale, Johns Hopkins, Cornell, and the University of Pennsylvania.


Ph.D., Harvard/MIT Division of Health Science and Technology

S.M., Massachusetts Institute of Technology

B.S., Iowa State University

RESPONSIBILITIES

Chair, Department of Biomedical Engineering

INTERESTS


Saltzman's research is motivated by the desire to create safer and more effective medical and surgical therapy. He focuses on tissue engineering and on creating better methods for drug delivery. His group has developed technology based on the use of bio-compatible polymeric materials for the controlled delivery of drugs, proteins, and genes. They have also developed new polymeric materials that influence the growth and assembly of tissues. However, even better than treating disease is to prevent disease from occurring in the first place. Saltzman's intent, therefore, is to develop the most economical, transportable, and accessible methods for disease prevention.

Saltzman is also committed to training a new generation of chemical and biomedical engineers. He believes in providing a stimulating and collaborative environment that promotes the free exchange of ideas and encourages creative blending of technology and modern biological science.

AWARDS & HONORS

  • Distinguished Lecturer Award, Biomedical Engineering Society (2004)
  • BP Amoco/H.Laurence Fuller Chair in Chemical Engineering at Cornell (2001)
  • Britton Chance Distinguished Lecturer in Engineering and Medicine, at the University of Pennsylvania (2000)
  • Professional Progress in Engineering Award from Iowa State University (2000)
  • Member, Surgery & Bioengineering Study Section (NIH) (1999)
  • Richard Tucker Excellence in Teaching Award (Cornell) (1999)
  • Fellow, American Institute of Biological and Medical Engineers (1997)
  • Controlled Release Society Young Investigator Award (1996)
  • Allan C. Davis Medal as Maryland's Outstanding Young Engineer (1995)
  • Distinguished Faculty Award for Excellence in Undergraduate Education (Johns Hopkins) (1995)
  • Camille and Henry Dreyfus Foundation Teacher-Scholar Award. (1990)

BOOKS

  • Drug Delivery: Engineering Principles for Drug Therapy, 2001, Published by Oxford University Press.
  • Tissue Engineering: Engineering principles for the design of replacement organs and tissues, 2004, Published by Oxford University Press.

REPRESENTATIVE PUBLICATIONS

  • Fibronectin terminated multilayer films: protein adsorption and cell attachment studies, C.R. Wittmer, J.A. Phelps, W. Mark Saltzman, Paul Van Tassel, 2007, Biomaterials, 28, 851.
  • Sustained target presentation in biodegradable polymers by surface modification with fatty acid conjugates , Tarek Fahmy, R.M. Samstein, C. Harness, W. Mark Saltzman, 2005, Biomaterials, 26, 5727-36.
  • Surface-mediated gene transfer from nanocomposites of controlled texture , H. Shen, J. Tan, W. Mark Saltzman, 2004, Nature Materials, 3, 569-574.
  • Multiphoton Microscopy Guides Neurotrophin Modification with Poly(ethylene glycol) to Enhance Interstitial Diffusion, Mark A. Stroh, S. Ma, W. W. Webb, W. Mark Saltzman, 2004, Nature Materials, 3, 489-494.

Selasa, 17 Agustus 2010

Kelapa Hijau ada Apa dengan mu?

Coconut Palm
Coconut Palm (Cocos nucifera)
Scientific classification
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Monocots[1]
(unranked): Commelinids
Order: Arecales
Family: Arecaceae
Subfamily: Arecoideae
Tribe: Cocoeae
Genus: Cocos
Species: C. nucifera
Binomial name
Cocos nucifera
L.
Coconut, meat, raw
Nutritional value per 100 g (3.5 oz)
Energy 1,481 kJ (354 kcal)
Carbohydrates 15.23 g
Sugars 6.23 g
Dietary fiber 9.0 g
Fat 33.49 g
saturated 29.70 g
monounsaturated 1.43 g
polyunsaturated 0.37 g
Protein 3.3 g
Thiamine (Vit. B1) 0.066 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.02 mg (1%)
Niacin (Vit. B3) 0.54 mg (4%)
Pantothenic acid (B5) 0.300 mg (6%)
Vitamin B6 0.054 mg (4%)
Folate (Vit. B9) 26 μg (7%)
Vitamin C 3.3 mg (6%)
Calcium 14 mg (1%)
Iron 2.43 mg (19%)
Magnesium 32 mg (9%)
Phosphorus 113 mg (16%)
Potassium 356 mg (8%)
Zinc 1.1 mg (11%)
Percentages are relative to US recommendations for adults.
Source: USDA Nutrient database


Kelapa Hijau (Cocos nucifera L.)

Tanaman termasuk familia Palmae. Dapat ditemui di pantai hampir di semua pulau.
Nama lain : Kerambil ijo (Jawa)

Tanaman ini mengandung : glukosa, sakarosa, fruktosa, sukrosa mineral, asam amino

Kegunaan :
Keracunan: Minum air sebuah kelapa hijau sampai habis.
Panas dalam: Air sebuah kelapa hijau campur dengan sebutir telur ayam mentah. Aduk sampai rata, lalu diminum.
Menurunkan panas: Segelas air kelapa muda, 1 sendok madu, diaduk rata. Diminum 2x sehari, masing-masing satu gelas untuk dewasa, atau 1/2 gelas untuk anak di bawah lima tahun.
Kencing batu: Cara I: Sebuah kelapa hijau dikupas sampai mendekati batoknya, lubangi atasnya sebesar 5 - 6 cm, bakar di atas api sampai mendidih. Setelah dingin baru diminum sekaligus. Lakukan 1x sehari. Cara II: Lubangi sebuah kelapa hijau, masukkan sebutir telur ayam, kocok supaya rata, minum langsung dari lubang kelapa itu.
Kolera: Sebuah kelapa hijau, dipotong bagian atas dan bawahnya. Lubangi atasnya. Panaskan di atas api hingga airnya mendidih selama 10 menit. Setelah dingin diminum airnya 2x sehari.
Rambut rontok: Sebuah kelapa hijau muda, potong bagian bawah dan atasnya. Atasnya beri lubang. Beri garam sedikit. Embunkan di luar rumah semalaman. Gunakan airnya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat-pijat. Lakukan sore hari sesudah mandi.
Demam karena gigitan serangga: Minum air kelapa hijau sebanyak-banyaknya.
Nyeri menjelang haid: Air kelapa dicampur dengan gula kelapa. Minum 2x sehari selama 3 hari berturut-turut menjelang haid.
Alergi (karena cuaca): Air sebuah kelapa hijau diaduk dengan 1/4 gelas madu murni. Minum selama 3 hari berturut-turut.
Sukar tidur: 5 potong akar pohon kelapa hijau (@ 4 cm), dicuci, dipotong-potong. Rebus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Saring, minum setengah cairan itu sebelum tidur.
Cacing kremi: 1/4 kelapa hijau dan 1 wortel diparut, campur kedua bahan ini dengan segelas air, peras, dan saring. Sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur.
Mencegah uban: Sebuah kelapa hijau diparut, peras santannya. Beri garam biarkan semalam. Pakai untuk keramas. (mrd)


SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.
Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.
Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.
Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Sumber lainnya:
1. Wikipedia
2. WARINTEK (KEMENRISTEK)
3. DEPKES RI
4. Banjar Medical & Health Cyber Center

Ucapan Terima kasih:

1. dr.Yoyo Suhoyo,M.Med.Ed., Ph.D. (Kedokteran UGM/ Ketua IKASBA SMAN 1 Banjar )

2. Ricky Taufikurrohman (Kedokteran UGM)

3. Dini Mahdiani (Farmasi ITB)

4. Gemma Ayu D. (Kedokteran UNSOED)

5. Nisa Hermina Putri (Kedokteran UNSOED)

6. Kurniawan (STIKES Bina Putra Kota Banjar)

7. Aditiana Nursukma (POLTEKES Bandung)

8. Febrima Fajriana Chairin, S.Km., (Kesehatan Masyarkat, Universitas Indonesia)

Juga Kepada:

1. Husen Ahmad Bajry, M.D., Ph.D.
(Indonesian Holistic Tourist Hospital, http://www.holisticindonesia.com/)

2. Andrew Thomas Weil, M.D.
(Harvard University, http://www.drweil.com/)&
Director of Arizona Center for Integrative Medicine

3. Rumah Sakit Umum Kota Banjar

~Kesehatan Itu adalah Hak Semua Manusia, Semua Harus Sehat~

 "Mari Ke Rumah Sakit Berkualitas dan Terjangkau"


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Kamis, 29 Juli 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Pusat Penelitian Penyakit Demam Berdarah

http://demam-berdarah.blogspot.com/

http://obatdemamberdarah.com/

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

Penyebab

Virus dengue penyebab penyakit demam berdarah
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.

Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.

SOLUSI TEPAT ATASI DEMAM BERDARAH DENGAN JELLY GAMAT

Jelly Gamat Luxor merupakan hewan yang hidup di dasar laut, biasa dikenal sebagai Teripang , Sea cucumber atau hoi som. Terdapat kurang lebih 1000 species gamat, namun yang dapat dijadikan bahan makanan tidak lebih dari 40 species saja.
Satu diantara Gamat yang dapat kita konsumsi dan memiliki nilai pengobatan tradisonal yang istimewa adalah gamat species Stichopus hermanii (gamat Emas)

Gamat emas mengandung banyak zat gizi seperti protein, mineral, omega 3 dan Bio Active Element. Dalam sejarah tradisional China Gamat telah digunakan sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu untuk membantu mengatasi keluhan seperti menyembuhkan luka, meredakan rasa sakit di persendian, memperlancar sirkulasi darah dan secara umum dikonsumsi sebagai hidangan spesial untuk menjaga kesehatan karena dinilai sebagai ginseng laut.

Rabu, 28 Juli 2010

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Penyusun: Redaksi Muslimah.or.id

Saudariku yang dirahmati Allah, bulan-bulan terakhir ini Indonesia cukup disibukkan dengan wabah demam berdarah (DB) yang meluas dan menjangkiti hampir seluruh wilayah. Penyakit ini dapat menyerang anak maupun dewasa. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal. Pandangan masyarakat pun berbeda-beda tentang DB. Ada yang sangat ketakutan, namun ada pula yang menanggapi sambil lalu. Sebenarnya, apa dan bagaimana sih terjadinya DB itu ?

Apakah DB itu?

Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya. Di Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik.

Apa Saja Tanda-Tandanya ?

Saudariku yang dirahmati Allah, gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:

  1. Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7 hari
  2. Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
  3. Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
  4. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
  5. Nyeri kepala, pusing
  6. Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
  7. Wajah kemerahan
  8. Nyeri perut
  9. Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare

Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Demam Dengue (Dengue Fever).

Adapun tanda-tanda seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan:

  1. Demam tinggi mendadak >38°C selama 2-7 hari
  2. Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
  3. Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
  4. syok

Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:

  1. Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit <>
  2. Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.

Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DHF. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DHF dibagi atas beberapa derajat, yaitu:

  1. DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
  2. DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
  3. DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur.
  4. DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.

Apakah Semua Penderita DHF Perlu Dirawat ?

Jawabannya: Tidak, ya Saudariku fillah. Rata-rata penderita atau keluarga penderita mulai menyadari sakitnya pada DHF grade I-II, dan keduanya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika penderita sangat sulit minum dan makan, yang biasanya terjadi pada anak kecil. Yang memerlukan perawatan dan pemantauan intensif hanya DHF grade III-IV, karena fatalitas yang mungkin terjadi. Jadi janganlah kita tergesa-gesa memaksakan perawatan di Rumah Sakit, apalagi jika demamnya baru berlangsung selama 2-3 hari dan kondisi penderita masih cukup baik, masih mau makan dan minum. Selain karena sifat penyakit ini yang sebenarnya dapat sendiri dengan perbaikan kondisi penderita, kita juga dapat menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu dan kontaminasi kuman yang mungkin terjadi di rumah sakit.

Apa yang Bisa Dilakukan di Rumah ?

Pengobatan DHF sesungguhnya bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah nutrisi dan hidrasi alias makan dan minum yang cukup. Lebih ditekankan untuk minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit. Setidaknya, memenuhi kebutuhan cairan harian per harinya, yang dapat dihitung dengan rumus:

  1. Dewasa: 50 cc/kg BB/hari
  2. Anak: Untuk 10 kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari
    - Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
    - Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
    Contoh: Anak fulan 8 tahun dengan BB 23 kg, berarti kebutuhan cairan perharinya adalah ((100×10) + (50×10) + (20×3))= 1560 cc

Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas jika demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni (tanpa adanya infeksi bakterial). Jika ada diantara ukhti yang membawa pasien DHF berobat, dan kemudian mendapatkan resep antibiotik, bertanyalah pada dokter atau yang meresepkan tersebut apa kepentingannya, agar tidak terjadi pemborosan uang dan obat, dan membebani tubuh penderita.

Kapan Harus Waspada ?

Beberapa kasus DHF dapat berlanjut menjadi serius yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah. Tanda-tanda yang menunjukkan penderita perlu mendapat pemeriksaan medis antara lain:

  1. Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam
  2. Buang air besar berwarna hitam
  3. Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi
  4. Nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut
  5. Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur

Tanda-Tanda Syok

Tanda-tanda tersebut menggambarkan perembesan plasma yang tidak teratasi dan efek perdarahan dalam rongga tubuh (misalnya saluran cerna, otak) akibat trombosit yang terus turun. Penderita yang mengalami tanda diatas sebaiknya segera diperiksakan ke Rumah Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Lalu… Kapan Sembuhnya ?

DHF umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali.

Nah saudariku, semoga informasi singkat diatas dapat menambah pengetahuan kita akan DB/DHF ini. Yang terpenting hendaknya kita selalu ingat bahwa Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu pastilah ada hikmahnya. Contoh kecil adalah penyakit ini, dimana virus yang ukurannya dalam skala nanometer, dapat menyebabkan sakit serius pada mahluk yang jauh lebih besar darinya, menunjukkan betapa lemahnya kita manusia di hadapan Sang Pencipta alam semesta.

Maroji’:

  1. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Bagian Infeksi & Penyakit Tropis , terbitan
    IDAI.
  2. Tatalaksana DBD di Indonesia , terbitan IDAI.
  3. Standar Pelayanan Medis, terbitan IDAI.

***

Artikel www.muslimah.or.id


Minggu, 18 Juli 2010

Teknik Biomedis

BENG 100: Frontiers of Biomedical Engineering 

 

Lecture 6 - Cell Culture Engineering (cont.)











Overview:

 

 

Professor Saltzman describes the processes of fertilization and embryogenesis. Professor Saltzman then talks about the definition and classification of different types of stem cells, where stem cells are found in the body, and the potential for use of stem cells in treating diseases. Some challenges in this type of therapy are also discussed. Finally, Professor Saltzman introduces the exponential equation for cell growth, dX/dt = eμt, and the concept of cell "doubling time."

Reading assignment:

 

 

Biomedical Engineering: Bridging Medicine and Technology

in preparation by Mark Saltzman (forthcoming by Cambridge University Press); chapter 5



Class lecture:

 

http://oyc.yale.edu/biomedical-engineering/beng-100/lecture-6




Selasa, 06 Juli 2010

Rumah Sehat


Rumah Sehat

Global Warming

Dewasa ini relatif sulit menemukan rumah mungil yang sehat di daerah perkotaan. Kenapa? Rumah di daerah perkotaan mengalami permasalahan serius pada beberapa hal : lahan yang sempit (karena harga yang mahal) berimbas pada penggunaannya yang ekstra efisien dalam kaca mata modern. Terlalu banyak rumah yang kini ditopang oleh teknologi buatan sebagai pengganti sumber daya alam. Lampu listrik menjadi primadona karena kurangnya pencahayaan walau siang hari. AC semakin maksimal digunakan karena tata ruang yang pengap. Taman mungil pun terpaksa disulap penuh keramik agar luas bangunan lebih lapang. Resikonya : kesehatan kita sebagai penghuninya menjadi tumbal.

Rumah mungil yang sehat – yang tidak mengkonsumsi energi secara berlebihan, akan membantu mengurangi efek pemanasan global. Secara global, jika setiap rumah dibangun berdasarkan konsep ramah lingkungan, efek pemanasan global akan menurun secara signifikan.

Bagaimana rumah yang ramah lingkungan itu? Hal-hal praktis apa saja yang bisa kita lakukan dalam membantu mengurangi pemanasan global lewat membangun rumah mungil tapi tetap sehat?

Kebutuhan Wajib Rumah Mungil Yang Sehat

Taman Mungil Yang Sejuk


Taman Dinding Rumah

Siasati lahan sempit rumah anda sedemikian rupa agar masih menyisakan lahan untuk taman. Luas bangunan yang seluruhnya berupa material keras bukanlah pilihan bijaksana bagi kesehatan keluarga kita. Idealnya 30% luas tanah rumah Anda harus berupa taman segar. Kenapa? Taman benar-benar menjadi sahabat karena mereka rakus memakan CO2 yang malah membahayakan kesehatan kita, sekaligus menyuplai udara bersih dalam bentuk O2 bagi lingkungannya. Kinipun banyak arsitektur rumah mungil yang mencoba menyiasati lahan sempit dengan model taman dinding (wall garden) dimana tanaman-tanaman hijau terintegrasi dengan dinding.

Bersahabat dengan Matahari
Tinggalkan lampu listrik, terlebih pada siang hari. Bangunlah rumah mungil anda dengan pencahayaan yang baik. Sedapat mungkin tiap ruangan dilengkapi jendela agar asupan sinar matahari bisa menjangkau tiap sudutnya. Matahari adalah sahabat rumah yang sehat. Manfaatkanlah sinarnya dan kurangi sengatan panasnya. Misalnya dengan menggunakan kanopi pada tiap jendela.

Sirkulasi Udara
Taman Atap

AC memang sejuk, tapi gunakanlah dengan bijak pada saat yang tepat. Oleh karena itu rumah yang sehat tidaklah bergantung pada penggunaan AC sepanjang hari. Selain akan terbantu oleh adanya taman dan penempatan jendela, cobalah bangun rumah Anda dengan plafond yang agak tinggi. Semakin pendek plafond, semakin pengap udara yang terjebak di dalamnya. Bahkan anda juga masih bisa mengurangi efek panas dalam rumah dengan menggunakan arsitektur Roof Garden, yaitu atap rumah yang relatif rata dan difungsikan sebagai taman.

Jika tiap rumah di daerah perkotaan mengusung dan menjalankan prinsip rumah sehat di atas, betapa besar sumbangsihnya terhadap keberlangsungan kehidupan di bumi, termasuk untuk generasi mendatang

Wujudkan masa depan yang lebih baik dengan membangun rumah mungil yang sehat

Catatan :

  1. sebagai sumber inspirasi dalam membangun rumah impian anda, bisa anda kunjungi situs iDEA Online
  2. kami menghargai jika ada yang mau menyebarkan informasi ini via blog atau forum, asal dengan mencantumkan link artikel ini sebagai rujukan

Hasil Pencarian SERP

  • rumah mungil yang sehat
  • rumah mungil
  • rumah sehat
  • rumah yang sehat
  • Rumah
  • sehat
  • RUMAH TIDAK SEHAT
  • yang
  • rumah mungil dan sehat
  • mungil
Sumber:

http://www.bebasgaya.com/rumah-mungil-yang-sehat/