Hari ini (11-11-2009) saya menengok senior saya (Kang Sahri) di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, beliau sakit Keram tubuh akibat dehidrasi dan terlalu capek. Semoga Sehat akang ^_^
Ternyata di sebelah kamarnya saya melihat ada tulisan KEDOKTERAN NUKLIR, saya jadi penasaran untuk mengetahuinya lebih lanjut. Karena saya menyenangi Teknik Fisika Nuklir juga, saya putuskan untuk mencari informasinya dalam Internet.
Aplikasi Teknik Nuklir Untuk Kesehatan Manusia
Dr. Rochestri Sofyan
PENDAHULUAN
Dewasa ini penggunaannya di bidang kedokteran sangat luas, sejalan dengan
pesatnya perkembangan bioteknologi, serta didukung pula oleh perkembangan instrumentasi
nuklir dan produksi radioisotop umur pendek yang lebih menguntungkan ditinjau dari segi medik.
KEDOKTERAN NUKLIR
NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Era Baru Kedokteran Nuklir Indonesia
“Pelayanan dokter nuklir di Indonesia berpusat di Jawa. Dan di Sumatera terdapat dua tempat pusat pelayanan. Dari kedua tempat itu, yang aktif baru di Padang.” Demikan disampaikan Basuki Hidayat, dr., Sp.KN, Ketua Pelaksana Kongres Nasional Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) VI dan Perhimpunan Kedokteran dan Biologi Nuklir Indonesia (PKBNI) VIII.
Acara yang bertema “Menyongsong Era Pencitraan Menggunakan Positron Emission Tomography (PET)” merupakan hasil kerja sama PKNI dan PKBNI serta Asian School of Nuclear Medicine (ASNM). Perhelatan ini diselenggarakan di Hotel Aston Tropicana, Jalan Cihampelas, Bandung, dan berlangsung selama tiga hari (04-06/12).
Kongres tersebut dibuka oleh Prof. Johan S. Mashjur, dr., Sp.PD-KEMD., Sp.KN, salah seorang tokoh kedokteran nuklir yang juga Sekretaris Senat Unpad, dan dihadiri berbagai pembicara dan peserta dari Indonesia dan mancanegara. Beberapa di antaranya ialah; Prof. Ajit K Padhy, MD, FAMS, (Singapura), Prof. Teofilo O. L. San Luis, Jr., MD, MPA (Filipina), Manoefris Kasim, MD, FIHA, FASCC, FACC (Indonesia), dll.
Dalam orasi pembukaannya, Prof. Johan menyambut baik penyelenggaraan Kongres Nasional ini. Ia menyadari, kedokteran nuklir di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit lambat daripada perkembangan kedokteran nuklir di negara tetangga. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dijawab oleh para penggiat kedokteran nuklir di Indonesia.
Sementara itu, dr. Basuki Hidayat mengatakan kongres ini merupakan upaya menyongsong era baru dalam dunia kedokteran nuklir di Indonesia. Hal ini dikarenakan baru diperkenalkan dan digunakannya Positron Emission Tomography (PET) di Indonesia. Diharapkan dengan adanya PET, maka semakin banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkannya, baik sebagai sarana diagnostik maupun uji saring (screaning test).
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Myocardial Perfussion Imaging as a Modality for Assesment of atherosclerosis“, Manoefris Kasim, MD, FIHA, FASCC, FACC menjelaskan, bagi pasien asimtomatik (tidak ada keluhan), penilaian awal sebaiknya dilakukan dengan mengestimasi risiko timbulnya Infark Miokard Akut (IMA) dan kematian yang disebabkan kardiak untuk 10 tahun. Proses ini mengacu pada Frammingham Risk Score (FRS) yang direkomendasikan Adult Treatment Program (ATP) III. Selain itu, juga diselidiki rekam jejak kesehatan si pasien dan keluarga, serta ada tidaknya sindroma metabolik. Selanjutnya, pasien akan dikategorikan ke dalam risiko IMA rendah, menengah, atau tinggi, dan mortalitas kardiak 10 tahun sebesar kurang dari 10%, 10% sampai 20%, hingga lebih dari 20%.
Pasien yang berisiko rendah hanya memerlukan konseling, sedangkan pasien yang berisiko tinggi (>20%) dikenakan pemeriksaan iskemia miokard. Pasien yang digolongkan memiliki resiko tinggi dari hasil pencitraan nuklir merupakan kandidat untuk tindakan angiografi koroner lanjutan.
Ia menyimpulkan, berbagai modalitas diagnostik invasif seperti uji latih jantung, ekokardiografi, pencitraan kardiak dengan CT dan CMR, serta pencitraan radionuklida berperan penting dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan Penyakit Arteri Koroner (PAK). Pencitraan Radionuklida dalam bidang kardiologi dapat menentukan perfusi, viabilitas miokard dan fungsi ventrikel. Pemeriksaan MPI dengan uji latih dapat membantu dalam stratifikasi risiko dan menentukan rencana penatalaksanaan pada pasien dengan kemungkinan atau telah didiagnosis PAK. Pemeriksanaan SPECT dipandu EKG (ECG gated SPECT) dapat membantu menentukan pasien yang akan mendapat keuntungan terbesar dari tindakan angiografi koroner dan revaskularisasi.
Sementara itu, Edward-Bengie L. Magsombol, MD. FPCP, FPCC, DASNC mengevaluasi miokardial dengan menggunakan Echo, SPECT, dan PET. Dalam makalahnya, Edward Magsombol mengatakan, diperlukannya pemisahan antar hibernasi miokardial. Seperti yang telah diketahui, hibernasi miokardial dalam kaitannya dengan perbedaan respon pada intervensi. Hibernasi miokardial memperbaiki sebagian atau keseluruhan respon pada revaskularisasi sementara infraksi miokardium tidak diuntungkan oleh operasi atau catheter-based.
X-RAY KEDOKTERAN
Pesawat sinar-X tipe XR-2302 dirancang khusus untuk keperluan radiografi diagnostik dengan keutamaan jaminan keselamatan bagi pasien maupun operator. Sistem proteksi radiasi dirancang sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh ILO, IAEA, WHO, BATAN dan DEPKES RI, meliputi pengoperasian, pembatasan berkas radiasi, alat pengaman, pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran.
Uji jaminan kualitas dilakukan baik secara kualitatif yaitu dengan metoda stepwedge untuk menguji keseragaman kerapatan optik, pengujian kolimator untuk menjamin kesesuaian berkas cahaya kolimator dengan berkas radiasi. Sedangkan uji kuantitatif yaitu dengan melakukan akurasi tegangan.
Perangkat Meja Radiologi Diagnostik | Pemeriksaan dengan Perangkat Meja Radiologi Diagnostik |
Pada saat ini Rumah Sakit yang telah menggunakan pesawat Sinar-X ini diantaranya adalah :
- RS. Kusta Tuguredjo, Semarang-Jawa Tengah
- RS. Islam Wonosobo, Jawa Tengah
- RSJ. Cimahi, Bandung-Jawa Barat
- RSJ. Bandung, Jawa Barat
- RSJ. Jambi
- RS. Daerah Tk. II Batang, Jawa Tengah
Bidang Radiofarmaka mempunyai tugas melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radiofarmaka. Terdiri dari 3 kelompok kegiatan :
- Kelompok Pengembangan Teknologi Senyawa Bertanda, melaksanakan fungsi :
- Melaksanakan kegiatan pengembangan sintesis ligand-ligand unggulan untuk produksi radiofarmaka melalui modifikasi dan adaptasi teknologi atau metode yang telah dikembangkan
- Melaksanakan kegiatan inovasi proses dan inovasi produk untuk produksi senyawa bertanda
- Kelompok Pengembangan Teknologi Radioimmunofarmaka , melaksanakan fungsi :
- Melaksanakan pengembangan teknologi produksi Kit Radioimmunoassay (RIA) dan Immunoradiometric Assay (IRMA) untuk tujuan diagnosis In-vitro
- Melaksanakan pengembangan teknologi produksi radioimmunofarmaka untuk tujuan diagnosa dan terapi
- Kelompok Biodinamika Radiofarmaka, melaksanakan fungsi :
- melakukan kajian evaluasi melalui telaah farmakodinamik dan metabolisme terhadap radiofarmaka hasil pengembangan
- melaksanakan pengembangan dan pemantapan metoda jaminan dan kendali kualitas terhadap radiofarmaka hasil pengembangan
Beberapa jenis radiofarmaka yang dapat digunakan untuk terapi
Produk Radiofarmaka
Bidang Radiofarmaka melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radiofarmaka, dan beberapa hasil kegiatan tertera di bawah ini :
No. | Jenis Produk | Kegunaan / Pemanfaatan |
1 | Kit MIBI | Untuk diagnosis perfusi jantung |
2 | Kit MAG3 | Untuk diagnosis perfusi dan filtrasi ginjal |
3 | Kit HMPAO | Untuk diagnosis perfusi otak |
4 | 153Sm-EDTMP | Untuk terapi paliatif kanker tulang |
5 | 153Sm-Partikulat | Untuk terapi artritis rematoid |
6 | 131I-lipiodol | Untuk terapi hepatoma |
7 | 131I-MIBG | Untuk terapi neuroblastoma |
8 | 186Re-HEDP | Untuk terapi paliatif kanker tulang |
9 | Kit RIA/IRMA T3/T4/TSH-(125I) | Untuk diagnosis fungsi tiroid |
10 | Kit RIA Mikroalbuminurea-(125I) | Untuk deteksi albumin dalam urine |
11 | Kit RIA Hepatitis B-(125I) | Untuk mendeteksi hepatitis B, HBs Ag dan anti HBs |
12 | Kit RIA Hepatitis C-(125I) | Untuk mendeteksi virus hepatitis C(HCV) |
No. | Jenis Produk | Kegunaan / Pemanfaatan |
1 | 18F-FDG | Untuk radiofarmaka PET (Positron Emission Tomography) |
2 | Kit RIA Progesteron (125I) | Untuk deteksi dini kesuburan hewan ternak |
3 | Kit IRMA CA-125 (125I) | Untuk deteksi dini kanker leher rahim |
4 | Kit Radiofarmaka HYNIC-TOC | Untuk diagnosis kanker neuroendokrin, carcinoid |
5 | Kit Radiofarmaka HYNIC-IgG | Untuk diagnosis infeksi HIV |
6 | Generator 99mTc-PZC | Sebagai Generator 99mTc dari Mo alam |
Desain bagian luar Generator Tc-99m yang diproduksi oleh PT. BATAN Teknologi
Desain bagian dalam Generator Tc-99m yang diproduksi oleh PT. BATAN Teknologi
Salah satu radioisotop yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran nuklir adalah Tc-99m, digunakan untuk diagnosis berbagai organ tubuh manusia (Kompilasi dari beberapa sumber)
Basic Physics of Nuclear Medicine
Nuclear Medicine is a fascinating application of nuclear physics. The first ten chapters of this wikibook are intended to support a basic introductory course in an early semester of an undergraduate program. They assume that students have completed decent high school programs in maths and physics and are concurrently taking subjects in the medical sciences. Additional chapters cover more advanced topics in this field. Our focus in this wikibook is the diagnostic application of Nuclear Medicine. Therapeutic applications are considered in a separate wikibook, "Radiation Oncology".Contents
- Elementary Topics:
- Advanced Topics:
-
-
-
- Computers in Nuclear Medicine - under development
- PACS and Advanced Image Processing - under development
- Three-Dimensional Visualization Techniques - under development
- Dynamic Studies in Nuclear Medicine - under development
- Fourier Methods - under development
- Deconvolution Analysis - under development
- X-Ray CT in Nuclear Medicine - under development
- Sonography & Nuclear Medicine - under development
- MRI & Nuclear Medicine - under development
- Dual-Energy Absorptiometry - under development
- Patient Dosimetry - under development
-
-
Authors
The principal author of this text is KieranMaher, who is very grateful for the expert editorial assistance of Dirk Hünniger during his German translation of the text and his contribution to the section on the Operation of a 99m-Tc Generator.
Institute of Nuclear Medicine,
Oncology and Radiotherapy
The Institute of Nuclear Medicine, Oncology and Radiotherapy or INOR is located in Abbottabad, NWFP and affiliated with Ayub Medical College and the Pakistan Atomic Energy Commission. It provides diagnostic and treatment facilities to patients suffering from a wide range of pathologies. The Institute is catering to a population of about 2 million people coming from various parts of Northern Pakistan. Over the years INOR has acquired a large array of modern equipment. It has fully equipped Nuclear Medicine and Radiotherapy Departments supported by Diagnostic Radiology Unit, Pathology Laboratory, Radioimmunoassay Laboratory and Department of Medical Physics.Facilities
The facilities are available at INOR are classified as below:
Departments
- Nuclear Medicine Department
- Radiotherapy & Oncology Department
- Medical Physics Department
Laboratories
- Radioimmunoassay Laboratory
- Pathology Laboratory
- Diagnostic Radiology Laboratory
Notes
- ^ a b [1], Society of Nuclear Medicine.
- ^ [2], Health Physics Society. Radiation exposure from medical diagnostic imaging procedures.
- ^ [www.molecularimagingcenter.org], Gambhir S. Just what is molecular medicine.
- ^ a b Edwards Cl: Tumor localizing radionuclides in retrospect and prospect. Semin Nucl Med 3:186–189, 1979.
- ^ Henkin R. et al: Nuclear Medicine. First edition 1996. ISBN 9780801677014.
- ^ Eckerman KF, Endo A: MIRD: Radionuclide Data and Decay Schemes. Society for Nuclear Medicine, 2008. ISBN 978-0932004802
- ^ WWW Table of Radioactive Isotopes
Further reading
- Mas JC: A Patient's Guide to Nuclear Medicine Procedures: English-Spanish. Society of Nuclear Medicine, 2008. ISBN 978-0972647892
- Taylor A, Schuster DM, Naomi Alazraki N: A Clinicians' Guide to Nuclear Medicine, 2nd edition. Society of Nuclear Medicine, 2000. ISBN 978-0932004727
- Mark J. Shumate MJ, Kooby DA, Alazraki NP: A Clinician's Guide to Nuclear Oncology: Practical Molecular Imaging and Radionuclide Therapies. Society of Nuclear Medicine, January 2007. ISBN 978-0972647885
- Ell P, Gambhir S: Nuclear Medicine in Clinical Diagnosis and Treatment. Churchill Livingstone, 2004. (1950 pages) ISBN 978-0443073120
- Society of Nuclear Medicine
- Brochure: What is Nuclear Medicine?
- Resource center: information about nuclear medicine
- International Atomic Energy Agency (IAEA), Division of Human Health, Nuclear Medicine
- RADAR Medical Procedure Radiation Dose Calculator and Consent Language Generator
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15AplikasiTeknikNuklir102.pdf/15AplikasiTeknikNuklir102.html